TINDAK PENGHINAAN TERHADAP KORBAN KEJAHATAN LINGKUNGAN DI GAZA DALAM IKLAN ZARA

Indah Mustika Santhi
orcid
http://orcid.org/0009-0004-9671-7969
Universitas Gunadarma
Indonesia

Abstract
Tindak penghinaan merupakan salah satu bentuk kejahatan dalam kategori tindak pidana hukum berdasarkan subjek hukum dan objek hukum. Penelitian ini bertujuan untuk membongkar tanda dan mitos yang tersembunyi di balik kontroversi kampanye iklan ZARA: Atelier. Iklan ZARA Atelier membuktikan bahwa komunikasi visual dalam iklan tidak pernah bersifat netral, melainkan sarat dengan potensi tafsir yang dipengaruhi konteks sosial, budaya, dan politik. Secara semiotik, tanda-tanda visual yang dimaksudkan sebagai ekspresi artistik justru dimaknai publik sebagai representasi penderitaan, kematian, dan kehancuran akibat konflik Gaza. Pergeseran makna ini memperlihatkan ketidakstabilan relasi penanda–petanda (Saussure), di mana interpretasi publik lebih dominan dibandingkan niat kreator. Dari perspektif etika komunikasi, iklan ini melanggar prinsip penghormatan terhadap martabat manusia dan tanggung jawab sosial karena menampilkan simbol-simbol yang menyinggung trauma kolektif suatu bangsa. Dari sisi hukum, iklan ini dapat dipersepsikan sebagai bentuk penghinaan terhadap objek nyawa, tubuh, kebebasan, dan perasaan manusia, yang berarti berimplikasi pada pelanggaran nilai-nilai kemanusiaan universal. Bahkan, dari perspektif keadilan lingkungan dan ekologis, iklan tersebut menambah dimensi reviktimisasi simbolik, karena memanfaatkan representasi kehancuran ruang hidup dan penderitaan manusia sebagai komoditas estetika pemasaran. Hal ini artinya bahwa pentingnya kepekaan kultural, historis, dan etis dalam periklanan global. Kegagalan memahami sensitivitas audiens tidak hanya membuat sebuah iklan kontroversial, tetapi juga problematis secara moral, etis, dan hukum. Iklan semacam ini memperlihatkan bahwa praktik komunikasi visual yang mengabaikan konteks sosial-politik berisiko menimbulkan dampak ideologis, reviktimisasi, dan keretakan kepercayaan publik terhadap merek.
Keywords
iklan; kejahatan lingkungan; korban; semiotika; tindak penghinaan
References

Al Fiatur Rohmaniah. (2021). KAJIAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES. Al-Ittishol: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 2(2), 124–134. https://doi.org/10.51339/ittishol.v2i2.308

Azzahra, A. F., Dwijayanti, R. I., Marta, R. F. (2024). Dominasi Kecerdikan dan Kepemimpinan Strategis Perempuan di Drama Korea Queen Maker dari Resepsi Khalayak. Mediakom: Jurnal Ilmu Komunikasi, 8 (2), 203-2018.

Barthes, Roland. (2017). Elemen-Elemen Semiologi. Yogyakarta: Basabasi.

Chandler, Daniel. (2002). Semiotics: The Basic (Second Edition). New York: Routledge.

Chawazi, Adam. (2022). Hukum Pidana Positif Penghinaan. Jakarta: MNC Publishing.

Chaysalina, I., & Nadya, N. (2022). ANALISIS POSTER FILM “THE BOYS IN THE STRIPED PAJAMAS (2008)” MENGGUNAKAN PENDEKATAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES. Titik Imaji, 5(1). https://doi.org/10.30813/.v5i1.3516

Cobley, Paul dan Janz, Litza. (2022). Semiotika untuk Pemula. Yogyakarta: Antitesis.

Damayanti, I. K. (2022). Makna Terhadap Mitos dalam Lirik Lagu “Takut” Karya Idgitaf: Kajian Semiotika Roland Barthes. Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 9(1), 31. https://doi.org/10.33603/deiksis.v9i1.6150

Danesi, Marcel. (2011) Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.

Dasmarlitha, L., Tayo, Y., & Singaperbangsa Karawang, U. (2023). Representasi Budaya Patriarki Dalam Film Yuni: Analisis Semiotika Roland Barthes. MEDIALOG: Jurnal Ilmu Komunikasi, 6(1), 62–72. Retrieved from http://www.jurnal-umbuton.ac.id/index.php/Medialog/article/view/3033

Devi, T. S. E. (2023). The meaning of Koto in Kono Oto Tomare’s Anime Movie: Roland Barthes Semiotic Approach. The International Conference on Education, Social, Sciences and Technology (ICESST), 2 (2), 109-114.

Frisco, Giovanna Maria. (2023). Ecocide: The Environment as Victim at the International Criminal Court. International Crimes Database.

Hanifah, U., & Ningsih, T. S. (2023). Representation of Women in the Layangan Putus Film Series: Semiotic Analysis of Roland Barthes. Komunika: JUrnal Dakwah dan Komunikasi, 17 (2), 161-173.

Hanum, Farida. (2018). Kajian dan Dinamika Gender. Malang: Intrans Publishing.

Hoed, Benny H. (2014). Semiotik dan Dinamika Sosial Budaya (Edisi Ketiga). Depok: Komunitas Bambu.

Nasution, Abdul Fattah. (2023). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Harfa Creative.

Noviadhista, U. F. (2019). Komodifikasi Identitas Tionghoa dalam Humor: Studi Encoding/Decoding Stuart Hall tentang Pertunjukan Standup Comedy Ernest Prakarsa. Jurnal Papatung, 2, 164.

Putri, Ayu Familia. (2022). A Semiotic Analysis of Aladdin Movie by Using Roland Barthes Theory. Lunar (Language and Art), 6 (2), 376-386.

Ramadhana, M. B., Firmansyach, T. A., Fakhri, M. A. (2020). Representasi Identitas Maskulinitas dalam Iklan Rokok Gudang Garam Pria Punya Selera. Jurnal Audiens, 1 (2), 229-236.

Siregar, I. (2022). Semiotics Analysis in The Betawi Traditional Wedding “Palang Pintu”: The Study of Semiotics Roland Barthes. International Journal of Linguistics Studies, 2 (1), 1-7.

Sobur, Alex. (2024). Semiotika Komunikasi. Bandung: Rosda.

Subroto, Setyowati. (2011). Etika Periklanan. Cermin, (049).

Tinarbuko, Sumbo. (2008). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.

Wibawa, R. S., Shalsabila, I. A., & Asriandhini, B. (2021). Analisis Semiotika Roland Barthes Dalam Film Pendek “Wedok.” Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(2), 16–32. Retrieved from https://jptam.org/index.php/jptam/article/view/4735/4008

Lecturer at Universitas Gunadarma

Information
PDF
2 times PDF : 2 times