KECERDASAN EMOSIONAL DAN RESILIENSI PADA IBU DENGAN ANAK DISABILITAS

Anisa Nur Aripah
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Indonesia
Intaglia Harsanti
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Indonesia
Henny Regina Salve
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Indonesia

Abstract

Resiliensi merupakan hal yang dirasa penting bagi individu, terlebih pada ibu yang memiliki anak penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara kecerdasan emosional dengan resiliensi pada ibu yang memiliki anak penyandang disabilitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Sampel dalam penelitian adalah 85 orang ibu yang memiliki anak penyandang disabilitas. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis diterima dengan nilai kolerasi sebesar r = 0.419 dengan nilai signifikansi 0.000 (ρ < .01) yang berarti terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosional dengan resiliensi pada ibu yang memiliki anak penyandang disabilitas. Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional, maka akan semakin tinggi resiliensi pada ibu yang memiliki anak penyandang disabilitas.

Keywords
Anak Disabilities, Ibu, Kecerdasan Emosional, Resiliensi
References

Arlina, A. (2009). Keep smiling for mom (menjadi ibu yang bahagia dan luar biasa). Bandung: Mizan Pustaka.

Borrowdale, A. (1997). Tugas rangkap wanita mengubah sikap orang Kristen. Jakarta: Gunung Mulia.

Darmadi. (2017). Pengembangan model metode pembelajaran dalam dinamika belajar siswa. Yogyakarta: Budi Utama.

Djohan. (2009). Psikologi musik. Yogyakarta: Best Publisher.

Fadli, A. (2012). Kesehatan anak. Yogyakarta: Pustaka Anggrek.

Goleman, D. (2016). Emotional intelligence (kecerdasan emosional). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Grotberg, H. (2003). Resilience for today. America: Greenwood Publishing Group, Inc.

Gustiana, R. (2014). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan resiliensi pada penghuni lapas di kelas IIa Samarinda. Skripsi (tidak diterbitkan). Samarinda: Universitas 17 Agustus 1945.

Handayani, R. (2014). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan resiliensi pada siswa akselerasi. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.

Hamid, M. A. (2007). Panduan meningkatkan kecerdasan emosi. Selangor: PTS Professional Publishing.

Hawari, D. (2005). Manajemen stres cemas dan depresi. Jakara: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hendriani, W. (2018). Resiliensi psikologis. Jakarta: Prenadamedia Group.

Imron. (2018). Aspek spiritual dalam kinerja. Magelang: Unimma Press.

Mais, A. (2016). Media pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Jember: CV Pustaka Abadi

Maulina, B. (2018). Tingkat stres ibu yang memiliki anak penyandang retardasi mental. Jurnal Wahana Inovasi, 6(2), 2089-8592.

Munayang, H., Kandou, L. F. J., Rampengan, N., & Sumarauw, M. E. (2012). Depresi pada ibu-ibu yang mempunyai anak cacat yang bersekolah di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Manado. Jurnal Biomedik, 4(3), S119-125.

Muti’ah, T., & Tima, L. L. (2014). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan resiliensi pada para suster yunior di kota Yogyakarta. Jurnal Spirits, 5(1), 2087 – 7641.

Nurina, P. (2015). Pendidikan agama Islam bagi siswa autis pada sekolah insklusif. Tangerang: Young Progressive Muslim.

Petranto, I. (2005). It takes only one to stop the tango (menyelaamatkan perkawinan seorang diri. Depok: PT Kawan Putsal.

Rachmayanti, S., & Zulkaida, A. (2007). Penerimaan diri orangtua terhadap anak autis dan peranannya dalam terapi autisme. Jurnal Psikologi. 1 (1).7-17.

Ramayulis. (2004). Metodologi pendidikan agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Reivich, K., & Shatte, A. (2002). The resilience factor: 7 essential skills for overcoming life’s inevitable obstacles. New York: Broadway Books.

Riskesdas. (2007). Badan Penelitian dan. Pengembangan Kesehatan. Diakses pada tanggal 23 September 2018, www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas% 202013

Sahara, E., Wiradnyana, K., Mediena, D., Hakim, K., Zulkarnain., Frolin., Ansyori, M. H., Sarwan., Rachmad., Akhirul, T., & Chalid, I. (2013). Harmonious family (upaya membangun keluarga harmonis). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sahlan, A.K. (2018). Mendidik perspektif psikologi. Yogyaarta: Deepublish.

Saichu A.C,. & Listiyandini R.A. (2018). Pengaruh dukungan keluarga dan pasangan terhadap resiliensi ibu yang memiliki anak dengan spektrum autisme. Jurnal Psikodimensia, 17(1), 1-9.

Senduk, Y. (2013). Mengasah kecerdasan emosi orang tua mendidik anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Setyati, E. (2011). Inspiring mom, surga buat Habibie. Jakarta: PT Kawan Pustaka.

Setyoso, T.A. (2014). Bukan arek mbling. Yogyakarta: Indie Book Corner.

Setyowati, A., Hartati, S., & Sawitri, D. R. (2010). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan resiliensi pada siswa penghuni Rumah Damai. Jurnal Psikoligi, 7 (1). 1 – 11.

Soleh, A. (2016). Aksesibilitas penyandang disabilitas terhadap perguruan tinggi. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.

Suryanah. (2006). Keperawatan anak untuk siswa spk. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Susanto, A. (2015). Bimbingan dan konseling di taman kanak-kanak. Jakarta: Prenadamedia Group.

Ulfa, N. D. (2018). Hubungan antara dukuangan sosial dan resiliensi pada orang dengan HIV/AIDS. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Wardhani, D. (2017). Hubungan kecerdasan emosional dengan komitmen dalam berhubungan pada dewasa awal yang berpacaran. Skripsi (tidak diterbitkan). Univerisitas Gunadarma. Jakarta.

Information
PDF
2409 times PDF : 1783 times