PEMAAFAN DAN KUALITAS PERSAHABATAN PADA SANTRI YANG TINGGAL DI PONDOK PESANTREN

Nurul Hikmah
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Indonesia
Praesti Sedjo
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Indonesia
Annisa Julianti
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Indonesia

Abstract

Di dalam pondok pesantren santri-santri kerap memiliki masalah atau konflik dalam relasi sosial, sehingga memaafkan adalah solusi yang dapat membentuk persahabatan menjadi berkualitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemaafan dan kualitas persahabatan pada santri yang tinggal di pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dari penelitian ini adalah santri yang tinggal di pondok pesantren dan sampel penelitiannya adalah santri remaja sebanyak 133 santri dengan rentang usia berkisar 13 sampai 15 tahun. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala pemaafan dan skala kualitas persahabatan. Teknik analisis data yang digunakan koefisien korelasi product moment pearson dari SPSS dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0.256 (p < .05) yang menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara kualitas persahabatan dan pemaafan pada santri yang tinggal di pondok pesantren. Hubungan positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi pemaafan, maka semakin tinggi pula kualitas persahabatan begitu pula sebaliknya.

Keywords
Kualitas Persahabatan, Pemafaan, Pesantren, Santri
References

Aisyah, I. (2015). Asiknya belajar di pondok pesantren. Jakarta: Rubik okezone. http://rubik.okezone.com/read/20661/asiknya-belajar-di-pondok-pesantren. (diakses pada 02 Januari 2018).

Angelina. (2013). Hubungan antara kualitas persahabatan dengan privasi pada remaja akhir. Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta: Universitas Gunadarma.

Angraini, D., & Cucuani, H. (2014). Hubungan kualitas persahabatan dan empati pada pemaafan remaja akhir. Jurnal Psikologi, 10(1), 18-24.

Baker, J. R., & Hudson, J. L. (2013). Friendship quality predicts treatment outcome in children with anxiety disorders. Behavior Research and Therapy, 51, 31-36.

Baron, R., & Byrne, D. (2005). Psikologi sosial. Jakarta: Erlangga.

Brendgen, M., Markiewicz, D., Doyle, A. B., & Bukowski., W. M. (2001). The relations between friendship quality, ranked-friendship preference, and adolescents’behavior with their friends. Merrill-Palmer Quarterly, 47(3), 395-415.

Dayakisni, T., & Hudaniah. (2009). Psikologi sosial. Malang: UMM Press.

Dzanuryadi, M. (2010). Goes to pesantren. Jakarta: PT. Lingkar Pena Kreativa.

Firmansyah, Furqon. (2012). Hubungan religiusitas (keberagaman) dengan forgiveness (memaafkan) pada mahasiswa psikologi Universitas Islam Negeri Malang yang tinggal di Ma’had Sunan Ampel Al’aly. Skripsi (tidak diterbitkan). Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Hartup, W., & Abecassis, M. (2002). Friends and enemies. In P. Smith & D. Hart (Eds.), Handbook of childhood social development. Oxford: Blackwell.

Kail, R.V., & Cavanaught. J. C. (2000). Human development: A life span view 2th ed. New York: Wadsworth Thomson Learning.

Kompri. (2018). Manajemen dan kependidikan pondok pesantren. Jakarta: Prenadamedia Group.

Kusprayogi, Y., & Nashori, F. (2016). Kerendahan hati dan pemaafan pada mahasiswa. Psikohumaniora: Jurnal Penelitian Psikologi, 1(1), 12-29.

Lathif, T. (2016). Mari intip kehidupan pesantren yang begitu berarti dalam persahabatan dan kekeluargaan. http://www.wajibbaca.com/2016/01/mari-intip-kehidupan-pesantren-yang.html/ (diakses pada tanggal 2 januari 2018).

Majid, A. A. (2015). Kelebihan kehidupan di ponpes bagi anak masa pertengahan. Malang: kompasiana.com https://www. Kompasiana.com. diakses pada tanggal 16 Juli 2017.

McCullough, M. E., Rachal, K. C., Sandage, S. J., Worthington Jr, E. L., Brown, S. W., & Hight, T. L. (1998). Interpersonal forgiving in close relationships: Theoretical elaboration and measurement. Journal of Personality and Social Psychology, 75(6), 1586-1603.

Nashori, F. (2014). Psikologi pemaafan. Yogyakarta: Safiria Insania Press.

Parker, J., & Asher, R. (1993). Friendship and friendship quality in middle child hood: Links with peer group accep tance and feelings of loneliness and social dissatisfaction. Journal of Developmental Psychology, 4, 611-621.

Rey, L., & Extremera, N. (2016). Agreeableness and interpersonal forgiveness in young adults: The moderating role of gender. Journal Terapia Psychologica, 34(2), 103-110.

Santrock, W. (2002) A topical approach to life-span development. New York: McGraw-Hill.

Sholeh, M., & Ningtyas, M. K. (2013). Perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar pada siswa yang menggunakan sistem boarding school dan siswa yang tidak menggunakan sistem boarding school di SMA Muhammadiyah 1 Gresik. E-Journal Unesa, 1, 2-7.

Silfiasari, S. P. (2017). Empati pemaafan dalam hubungan pertemanan siswa regular kepada siswa berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah inklusif. universitas muhammadiah Malang. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 5(1), 126-143.

Thompson, L. Y., Snyder, C. R., Haffman, L., Michael, S. T., Heather, N., Rasmussen, B. L.S., Heinze, L., Neufeld, J. E., Shorey, H. S., Roberts, J. C., & Roberts, D. E. (2005). Disposittional forgiveness of self, others, and situatuons. Journal of Personality, 73(2), 313-360.

Tillmann-healy, M. (2003). Friendship as method. Qualitative Inquiry, 9(5), 729-749

Utami, D A. (2015). Kepercayaan interpersonal dengan pemaafan dalam hubungan persahabatan. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 3(1), 54-70.

Information
PDF
1526 times PDF : 1552 times