EVOLUSI KONSEP EMBEDDEDNESS DALAM SOSIOLOGI EKONOMI (SEBUAH REVIEW)
Abstract
Tujuan studi ini ialah nengklarifikasi keterlekatan (embeddedness), sebuah konsep
inti dalam sosiologi ekonomi. Dikenal pertama kali sejak terbitnya buku The Great
Transformation dari Karl Polanyi (11)44), konsep ini buru menjadi terkenal sejuk
Granovetter menulis artikel tentang ini tahun 1985. Sejak itu konsep embeddedness
menyebar dengan cepat ke berbagai sub-bidang sosiologi, seperti gender, imigrasi,
kejahatan dan penyimpangan, siratfikasi dan ketaksetaraan, dan pembangunan.
Bahkan embeddednessjuga merasuk ke disiplin ilmu lain seperti manajemen, ilmu
ekonomi, dan ilmu politik. Oleh sebab itu lama kelamaan arti konsep ini ikut
menjadi kabur, sampai-sampai Granovetter mengatakan kata itu tidak punya
makna lagi dan tidak mau mengkaitkan dirinya dengan kata tersebut. Karena
perkembangan itu muncul usaha-usaha untuk nengklarifikasi konsep
embeddedness. Studi ini membuat ktarijikasi konsep embeddedness berdasarkan
duajalur, yakni perspektif Polanyi dan Granovetter, yang sama-sama menentang
pandangan neoklasik dalam ekonomi, tapi sekaligus juga berbeda dalam tingkat
analisisnya.
inti dalam sosiologi ekonomi. Dikenal pertama kali sejak terbitnya buku The Great
Transformation dari Karl Polanyi (11)44), konsep ini buru menjadi terkenal sejuk
Granovetter menulis artikel tentang ini tahun 1985. Sejak itu konsep embeddedness
menyebar dengan cepat ke berbagai sub-bidang sosiologi, seperti gender, imigrasi,
kejahatan dan penyimpangan, siratfikasi dan ketaksetaraan, dan pembangunan.
Bahkan embeddednessjuga merasuk ke disiplin ilmu lain seperti manajemen, ilmu
ekonomi, dan ilmu politik. Oleh sebab itu lama kelamaan arti konsep ini ikut
menjadi kabur, sampai-sampai Granovetter mengatakan kata itu tidak punya
makna lagi dan tidak mau mengkaitkan dirinya dengan kata tersebut. Karena
perkembangan itu muncul usaha-usaha untuk nengklarifikasi konsep
embeddedness. Studi ini membuat ktarijikasi konsep embeddedness berdasarkan
duajalur, yakni perspektif Polanyi dan Granovetter, yang sama-sama menentang
pandangan neoklasik dalam ekonomi, tapi sekaligus juga berbeda dalam tingkat
analisisnya.