HUBUNGAN QUARTER-LIFE CRISIS DAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA INDIVIDU DEWASA MUDA
Universitas Padjadjaran
Indonesia
Universitas Padjadjaran
Indonesia
Universitas Padjadjaran
Indonesia
Abstract
Masa dewasa muda ditandai dengan adanya tugas perkembangan untuk mulai mengambil peran dan tanggung jawab sebagai individu yang produktif dalam bidang pekerjaan dan karir, relasi, dan finansial. Pada masa ini, individu dewasa muda mengalami berbagai tantangan dan kesulitan yang dapat memunculkan emosi negatif yang nyata dan sering disebut sebagai quarter-life crisis. Di sisi lain, produktivitas individu juga dipengaruhi oleh tingkat well-being individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara quarter-life crisis dan subjective well-being pada individu dewasa muda. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode korelasi yang melibatkan 126 responden mahasiswa dalam rentang usia 20-23 tahun yang terpilih menggunakan teknik sampel acak klaster. Pengambilan data dilakukan secara daring menggunakan Google form. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur Quarter-Life Crisis, Satisfaction with Life Scale (SWLS), dan Scale of Positive and Negative Experience (SPANE). Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Pearson. Hasil analisa data menunjukkan bahwa quarter-life crisis berkorelasi negatif dengan kepuasan hidup dan afek positif, namun berkorelasi positif terhadap afek negatif. Dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara quarter-life crisis dan subjective well-being.
Keywords
References
Augesti, G., Lisiswanti, R., Saputra, O., & Nisa, K. (2015). Differences in stress level between first year and last year medical students in medical faculty of Lampung University. J Majority, 4(4), 50-56.
Agustin, I. (2012). Terapi dengan pendekatan solution-focused pada individu yang sedang mengalami quarter-life crisis. Tesis (tidak diterbitkan). Depok: Universitas Indonesia.
Arnett, J. J. (2016). Does emerging adulthood theory apply across social classes? National data on a persistent question. Emerging Adulthood, 4, 227–235.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2017). Siaran pers bonus demografi 2030-2040: Strategi Indonesia terkait ketenagakerjaan dan pendidikan. Diakses pada 14 Maret 2020. https://www.bappenas.go.id/files/9215/0397/6050/Siaran_Pers_Peer_Learning_and_Knowledge_Sharing_Workshop.pdf
Badan Pusat Statistik (2020). Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin, 2019. Diakses pada 21 November 2020. https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data_ pub/0000/api_pub/58/da_03/1
Beanlands, H., Mccay, E., Fredericks, S., Newman, K., Rose, D., Mina, E. S., . . . Wang, A. (2019). Decreasing stress and supporting emotional well-being among senior nursing students: A pilot test of an evidence-based intervention. Nurse Education Today, 76, 222-227. doi: 10.1016/j.nedt.2019.02.009
Biswas-Diener, R., Diener, E., & Tamir, M. (2004). The psychology of subjective well-being. Daedalus, 133(2), 18-25.
Christensen, L. B. (2007). Experimental methodology (10th ed.). Boston: Pearson.
Compton, W. C., & Hoffman, E. (2013). Positive psychology: The science of happiness and flourishing (2nd ed.). California: Sage.
Decker, F. (2018). How to average Likert scales. Diakses pada 11 Desember 2020. https://sciencing.com/average-likert-scales-6181662.html
Diener, E. (2000). Subjective well-being: The science of happiness and a proposal for a national index. American Psychologist, 55(1), 34–43. doi: 10.1037/0003-066x.55.1.34
Diener E. (2009). Introduction—The science of well-being: Reviews and theoretical articles by Ed Diener. Social Indicators Research Series, 37. Dordrech: Springer.
Diener, E., Oishi, S., & Lucas, R. E. (2015). National Accounts of Subjective Well-Being. American Psychologist, 70(3), 234–242. doi:10.1037/a0038899
Diener, E., & Ryan, K. (2009). Subjective well-being: A general overview. South African Journal of Psychology, 39(4), 391–406. doi: 10.1177/008124630903900402
Diener, E., Emmons, R. A., Larsen, R. J., & Griffin, S. (1985). The satisfaction with life scale. Journal of Personality Assessment, 49, 71-75.
Diener, E., Wirtz, D., Tov, W., Kim-Prieto, C., Choi. D., Oishi, S., & Biswas-Diener, R. (2009). New measures of well-being: Flourishing and positive and negative geelings. Social Indicators Research, 39, 247-266.
Feist, J., & Feist, G. J. (2017). Theories of personality. New York: McGraw-Hill Education.
Goodwin, C. J. (2010). Research in psychology: Methods and design. New York: Wiley.
Gosling, S. D., & Mason, W. (2015). Internet research in psychology. Annual Review of Psychology, 66(1), 877–902. doi:10.1146/annurev-psych-010814-015321
Guilford, J. P. (1942). Fundamental statistics in psychology and education (1st ed.). Diakses pada 11 Desember 2020. https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.228996/page/n1
Hassler, C. (2009). Are you having a quarter-life crisis?. Diakses pada 17 Mei 2020. https://christinehassler.com/2009/10/are-you-having-a-quarterlife-crisis/