EFEKTIVITAS TERAPI PEMAAFAN DENGAN MODEL PROSES DARI ENRIGHT UNTUK MEMBANTU REMAJA KORBAN PERCERAIAN DALAM MEMAAFKAN ORANG TUA
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Indonesia
Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma
Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas terapi pemaafan (forgiveness) model Enright dengan empat tahap dalam proses pemaafan, yaitu uncovering, decision, work, deepening untuk memfasilitasi pemaafan terhadap orang tua pada remaja korban perceraian. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan embedded concurrent mixed methods merupakan merupakan metode campuran yang menerapkan satu tahap pengumpulan data data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang remaja perempuan, berusia 20 tahun dan memiliki orang tua yang telah bercerai dan berjumlah satu orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kerja, lembar observasi dan skala yang terdiri dari Skala Decesion Forgiveness Scale (DFS), Skala Transgression Related Interpersonal Motivations (TRIM) dan Emotional Forgiveness Scale (EFS). Penelitian ini menghasilkan modul terapi pemaafaan model proses dari Enright disusun berdasarkan empat tahapan. Terapi pemaafan yang dilakukan dalam penelitian ini juga terbukti efektif diberikan pada remaja korban perceraian orang tua guna memaafkan orang tuanya. Hal ini dapat dilihat dari adanya pergerakan kondisi dari subjek penelitian sebelum dan setelah pemberian intervensi. Berdasarkan jurnal harian (homework) yang dicatatkan subjek juga menunjukkan emosi atau respon negatif cenderung menurun dan lebih banyak muncul emosi atau respon positif yang lebih tinggi. Hasil pre-test dan post-test juga memperlihatkan adanya pergerakan skor ke arah yang lebih baik.
Keywords
References
American Psycological Association. (1994). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (4th ed. rev.).Washington, DC: American Psychiatric Press.
Blocher, W. G., & Wade, N. G. (2010). Sustained effectiveness of two brief group interventions: Comparing an explicit forgiveness-promoting treatment with a process-oriented treatment. Journal of Mental Health Counseling, 32, 58–74.
Cole, K. (2004). Mendampingi anak menghadapi perceraian orang tua. Alih Bahasa: Tisa Adiantari. Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Enright, R. D., & Coyle, C. T. (1998). “Researching the process of forgiveness within psychological intervention dalam Wothington”, E.L, “Dimensions of forgiveness”,Templetion Foundation Press.
Enright, R. D. (2001). Forgiveness is a choice. Woshington DC: Amerika Psycological Association.
Gunarsa, Y. S. D. (1993). Psikologi untuk keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Hook, J. N. (2007). Forgiveness, individualism, and collectivism. Unpublished master’s Thesis. Virginia Commonwealth University, Richmond.
Luskin, F. (2008). Nine steps to forgiveness. Di download Sabtu, 3 September 2015, dari http://www.learningtoforgive.com/steps.htm.
Luskin, F. M., Ginzburg, K., & Thoresen, C. E. (2005). The efficacy of forgiveness intervention in college age adults: Randomized controlled study. Humboldt Journal of Social Relations, 29, 163–184.
Mc. Cullough, M. E; Worthington Jr, E. L., & Rachal, K. C. (1997). Interpersonal forgiving in close relationship. Journal of Personality and Social Psychology, 73, 331-336.
McCullough, M. E., Root, L. M., & Cohen, A. D. (2006). Writing about the benefits of an interpersonal transgression facilitates forgiveness. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 74, 887-897.
McCullough, M. E. (2001). Forgiveness: Who does it and how to do they it? Current Directions in Psychological Science, 10, 194-197.
Nashori, F. (2008). Memaafkan: Keajaiban Alquran. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Sasongko, A. (2014). Tingkat Perceraian Indonesia Meningkat Setiap Tahun. http://m.republika.co.id/. Akses 8 Februari 2015.
Saraswati, W. (2010) Efek ketidakhadiran ayah: buruk http://nasional.kompas.com/. Diakses Minggu, 1 Februari 2015.
Schimmel, S. (2002). Wounds not healed by tme: The power of repentance and forgiveness. New York: Oxford University Press.
Tsang, J. A., McCullough, M. E., & Fincham, F. D. (2006). The longitudinal association between forgiveness and relationship closeness and commitment. Journal of social and clinical Psychology, 2(4), 448-525.
Triambarwangi, E. P. (1998). Proses penanganan dampak perceraian orang tua: Studi terhadap empat mahasiswa yang mengalami perceraian orang tua. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok.
Wade, N. G., Kidwell, J. E. M., Hoyt, W. T., & Worthington, E. L., (2014). Efficacy of psychotherapeutic interventions to promote forgiveness: A meta-analysis. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 82(1), 154-170.
Wallerstein, J. S. (1983). Children of divorce: Stress and development task. Dalam G. Nonnan dan M. Rutter (Eds.), Stress, coping and development in children. New York: McGraw Hill.
Worthington, E. L., Jr. (2003). Forgiving and reconciling: Bridges to wholeness and hope. Downers Grove: InterVarsity Press.
Yusuf, S. (2000). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya