KAJIAN CURAH HUJAN UNTUK PEMUKTAHIRAN TIPE IKLIM OLDEMAN DI WILAYAH KEPULAUAN RIAU

Diana Cahaya Siregar
Stasiun Meteorologi Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang
Indonesia
Robbi Akbar Anugrah
Stasiun Meteorologi Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang
Indonesia
Bhakti Wira Kusumah
Stasiun Meteorologi Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang
Indonesia

Abstract

Faktor ketersediaan air sangat penting bagi aktivitas sektor pertanian dimana pertumbuhan tanaman pangan sangat bergantung terhadap kondisi ketersediaan air. Variabilitas hujan di Indonesia yang cukup beragam akibat posisi geografis dan bentuk topografi membuat ketersedian air di setiap wilayah pastinya berbeda termasuk Kepulauan Riau yang sebagian besar wilayahnya adalah perairan dan terletak di sekitar ekuator dengan pola hujan ekuatorial cukup unik. Penelitian ini akan mengkaji tingkat neraca air dan kandungan air tanah untuk mengaklasifikasi tipe iklim Oldeman di wilayah Kepulauan Riau. Data yang digunakan adalah curah hujan dan suhu udara dengan rentang waktu yang bervariasi sesuai dengan ketersediaan data di setiap wilayah. Penelitian menunjukkan tipe iklim Oldeman di wilayah Kepulauan Riau didominasi oleh tipe A1 dan D1 dimana secara umum padi sawah dan palawija hanya dapat ditanam satu kali dengan produksi diperkirakan kurang maksimal akibat fluks matahari rendah. Masa tanam padi sawah di wilayah Kepulauan Riau berpotensi ditanam cukup baik pada periode November hingga April, sementara palawija sangat baik ditanam pada periode April hingga Juni. Periode Juni dasarian 1 hingga Oktober dasarian III menjadi rentang waktu yang membutuhkan penyiraman khusus meski kondisi hujan di wilayah Kepulauan Riau bersifat fluktuatif setiap tahunnya.

Keywords
Curah Hujan; Tipe Iklim Oldeman; Kandungan Air Tanah
References

Anwar, A., Sudjatmiko, S., & BArchia, M. F. 2018. Pergeseran Klasifikasi Iklim Oldeman dan Schmidth-Fergusson Sebagai Dasar Pengelolaan Sumber Daya Alam di Bengkulu. Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan 7(1): 1-9. DOI: 10.31186/naturalis.7.1.9261

Cahyono, S., Suprayogi, I., & Fauzi, M. 2017. Analisis Indeks Kekringan Menggunakan Metode Thornthwaite Mather Pada DAS Siak. Jom FTEKNIK 4 (1): 1-15.

Fibriana, R., Ginting, Y.S., Ferdiansyah, E., & Mubarak, S. 2018. Analisis Besar atau Laju Evapotranspirasi pada Daerah Terbuka. Agrotekma 2 (2): 130-137. DOI: 10.31289/agr.v2i2.1626

Hukom, E., Limantara, L. M., & Andawayanti, U. 2012. Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Optimasi Ketersediaan Air di Irigasi Way Mital Propinsi Maluku, Jurnal Teknik Pengatiran 3 (1): 24-32.

Mahubessy, R. C. 2014. Tingkat Kesesuaian Lahan Bagi Tanaman Padi Berdasarkan Faktor Iklim dan Topografi di Kabupaten Merauke. Agrologia 3 (2): 125-131.

Melviana, Sulistiowati D., dan Soejahmoen M., 2007. Bumi Makin Panas: Ancaman Perubahan Iklim di Indonesia. Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Yayasan Pelangi Indonesia. Jakarta.

Nandini, R. & Narendra, B. H. 2011. Kajian Perubahan Curah Hujan, Suhu dan Tipe Iklim Pada Zone Ekosistem di Pulau Lombok, Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan 8 (3): 228-244. DOI: 10.20886/jakk.2011.8.3.228-244

Nuryadi & Agustiarini, S. 2018. Analisis Rawan Kekeringan Lahan Padi Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika 5 (2): 29-37. DOI: 10.36754/jmkg.v5i2.56

Paski, J. A. I., Faski, G. I. S. L., Handoyo, M. F., & Pertiwi, D. A. S. 2017. Analisis Neraca Air Lahan untuk Tanaman Padi dan Jagung di Kota Bengkulu. Jurnal Ilmu Lingkungan 15 (2): 83-89. DOI: 10.14710/jil.15.2.83-89

Pradana, O. C. P. & Sesanti, R. N. 2018. Analisis Dampak Perubahan Iklim Terhadap Curah Hujan Berdasarkan Perubahan Zona Agroklimatologi Pada Skala Lokal Politeknik Negeri Lampung. Jurnal Wacana Pertanian 14 (1): 24-31.

Rafiuddin, A., Widiatmaka, & Munibah, K. 2016. Pola Perubahan Penggunaan Lahan dan Neraca Pangan di Kabupaten Karawang. J. II. Tan. Lingk. 18 (1): 15-20.

Saputra, R. A., Akhir, N., & Yulianti, V. 2018. Efek Perubahan Zona Agroklimat Klasifikasi Oldeman 1910-1941 dengan 1985-2015 terhadap Pola Tanam Padi Sumatera Barat. Jurnal Tanah dan Iklim 42 (2): 125-133.

Sasmito, R. A., Tunggul, A., & Rahadi, J. B. W. 2014. Analisis Spasial Penentuan Iklim Menurut Klasifikasi Schmidt-Ferguson dan Oldeman di Kabupaten Ponorogo. Jurnal Sumber Daya Alam dan Lingkungan 1(1): 51-56.

Sugiarto, Y. & Kurniawan, D. 2009. Analisis Dampak ENSO (El-Nino Southern Oscillation) Terhadap Tingkat Kekeringan Untuk Tanaman Pangan dan Palawija (Studi Kasus: Sulawesi Selatan). J. Agromet 23 (2): 182-198.

Suprihati, Yuliawati, Soetjipto, H., & Wahyono, T. 2015. Persepsi Petani dan Adaptasi Budidaya Tembakau-Sayuran Atas Fenomena Perubahan Iklim di Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolalu. Jurnal Manusia dan Lingkungan 22(3): 326-332.

Surmaini, E. & Syahbuddin, H. 2016. Kriteria Awal Musim Tanam: Tinjauan Prediksi Waktu Tanam Padi di Indonesia, Jurnal Litbang Pertanian 35 (2): 47-56. DOI: 10.21082/jp3.v35n2.2016.p47-56

Wredaningrum, I. & Sudibyakto. 2014. Analisis Perubahan Zona Agroklimat Daerah Istimewa Yogyakarta Ditinjau dari Klasifikasi Iklim Menurut Oldeman. Jurnal Bumi Indonesia 3(4): 1-10.

Wijatyanti, P., Noviani, R., & Tjahjono, G. A. 2013. Dampak Perubahan Iklim TErhadap Imbangan Air Secara Meteorologis Dengan Menggunakan Metode Thornnthwaite Mather Untuk Analisis Kekritisan Air di Karst Wonogiri. Geomedia 13 (1): 27-40. DOI: 10.21831/gm.v13i1.4475

Information
PDF
6559 times PDF : 5209 times