UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK BABANDOTAN (Ageratum conyzoides) SEBAGAI BIOHERBISIDA TERHADAP PERKECAMBAHAN KACANG HIJAU (Vigna radiata)
Program Studi Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
Indonesia
Program Studi Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi
Indonesia
Abstract
Gulma babadotan (Ageratum conyzoides) adalah gulma yang umumnya menjadi gulma dominan di berbagai areal budidaya tanaman sehingga limbah gulma ini akan sangat banyak didapatkan ketika selesai dikendalikan. Gulma ini juga memiliki senyawa alelokimia yang berpotensi sebagai bahan pembuatan bioherbisida yang ramah lingkungan. Efektivitas bioherbisida perlu diuji menggunakan tanaman yang memiliki perkecambahan yang cepat seperti kacang hijau, sebelum diaplikasikan ke gulma. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan bahan organik alternatif untuk bioherbisida, melihat pengaruhnya terhadap perkecambahan kacang hijau dan mengetahui rekomendasi dosis bioherbisida. Penelitian ini dilaksanakan pada April sampai Mei 2020 di areal percobaan Kabupaten Tubaba Lampung. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak kelompok (RAK) satu faktor yang terdiri dari tiga perlakuan, yaitu M0 (tanpa aplikasi/kontrol), M1 (aplikasi bioherbisida 10 ml), dan M2 (aplikasi bioherbisida 20 ml). Setiap perlakuan terdiri dari 5 sampel diulang sebanyak 3 kali sehingga total kecambah yang digunakan adalah 45 kecambah. Data dianalisis menggunakan analysis of varians (ANOVA) dan apabila berpengaruh nyata pada taraf 5% dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa babandotan dapat digunakan sebagai bahan bioherbisida serta berpengaruh nyata terhadap tinggi kecambah (2, 3, 4, 5 hari setelah aplikasi) dan kondisi fisik kecambah. Dosis bioherbisida yang direkomendasikan adalah 10 ml.
Keywords
References
Agbafor K.N., Engwa, AG., Obiudu, IK. 2015. Analysis of chemical composition of leaves and roots of Ageratum coyzoides. International Journal of Current Research and Academic Review. 3(11): 60-65.
Basile, A., Sorbo, S., Giordano, S., Ricciadi, L., Ferrara, S., Montesano, D., Cobianchi, RC., Vuotto, ML., Ferrara, L. 2000. Antibacterial and allelopathic activity of extract from Castanea sativa. Fitoterapia. 71: 110-116.
Chou, CH. 2006. Introduction to allelopathy. p 1-9. In Reigosa, Manuel J., Pedrol, Nuria, Gonzalez, Luis (Eds). Allelopathy, A Physiological Process with Ecological Implications. Springer, Netherland.
Einhellig, FA. 1995. Interaction involving allelopathy in cropping systems. J. Agron. 88(6): 886-893.
Elfrida, Jayanthi, S., Fitri, R. D. 2018. Pemanfaatan ekstrak daun babandotan (Ageratum conyzoides) sebagai herbisida alami. Jurnal Jeumpa. 5(1): 50-55.
Frastika, D. Ramadhani, P., I Nengah, S. 2017. Uji efektivitas ekstrak daun kirinyuh (Chromolaena odorata (L) R. M. King dan H. Rob) sebagai bioherbisida alami terhadap perkecambahan biji kacang hijau (Vigna radiata (L) R. Wilczek) dan biji karuilei (Mimosa invisa Mart. Ex Colla). Journal of Science and Technology. 6(3): 225-238.
Gomaa, NH., Mahmoud, OH., Gamal, MF., Luis, G., Ola, H., Atteya. MA. 2014. Allelopathic effects of Sochus oleraceus L. on the germination and seedling groeth of crop and weed species. Acta Botanica Brasilia. 28(3): 408-416.
Hasibuan, I., Prihanani, Sagala, D. 2008. Pemanfaatan alelopati beberapa jenis gulma sebagai herbisida nabati dan dampaknya terhadap pertumbuhan dan hasil bawang merah (Allium ascaloncum L.). Jurnal Agroqua. 6(1): 1-8.
Isda, MN., Fatonah, S., Fitri, R. 2013. Potensi ekstrak daun gulma babadotan (Ageratum conyzoides L.) terhadap perkecambahan dan pertumbuhan Paspalum conjugatum Berg. Jurnal Biologi Al-Kauniyah. 6(2): 120-125.
Justice, OL., Bass, LN. 2002. Prinsip dan Praktek Penyimpanan Benih. PT Raja Grafido Persada, Jakarta.
Juhanda, Nurmiaty, Y., Ermawati. 2013. Pengaruh skarifikasi pada pola imbibisi dan perkecambahan benih saga manis (Abruss precatorius L.). Jurnal Agrotek Tropika. 1(1), 45-49.
Moekasan, TK., Prabaningrum, L. 2011. Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi pengendalian hama terpadu (PHT). Bandung: Yayasan Bina Tani Sejahtera.
Muhammad, A., Purwanti, S., Supriyanta. 2016. Daya simpan benih kacang hijau (Vigna radiata (L.) R Wilczek) hasil tumpangsari dengan jagung manis (Zea mays L. saccharata) dalam barisan. Vegetalika. 5(1): 1-12.
Muzaiyanah, S., Harsono, A. 2015. Pengaruh penggunaan herbisida pra tumbuh dan pasca tumbuh terhadap pertumbuhan gulma dan tanaman kedelai. Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. hlm 179-189; [diunduh 2020 Jun 27].
Okunade, AL. 2002. Ageratum conyzoideS L. (Asteraceae). Fitoterapia. 73: 1-16.
Sari, VI., Sylvia, N., Rufinusta, S. 2018. Bioherbisida pra tumbuh alang-alang (Imperata cylindrica) untuk pengendalian gulma di perkebunan kelapa sawit. Jurnal Citra Widya Edukasi. 9(2): 301-308.
Sari, VI., Gultom, PP., Harahap, P. 2018. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dengan pemberian bioherbisida Saliara (Lantana camara) sebagai metode alternatif pengendalian gulma. Jurnal Agrosintesa. 1(2): 52-60.
Talahatu, DR., Papilaya, PM. 2015. Pemanfaatan ekstrak daun cengkeh (Syzygium aromaticum L.) sebagai herbisida alami terhadap pertumbuhan gulma rumput teki (Cyperus rotundus L.). Biopendix. 1(2): 160-170.
Tampubolon, K., Sihombing, FN., Purba, Z., Samosir, ST., Karim, S. 2018. Potensi metabolit sekunder gulma sebagai pestisida nabati di Indonesia. Jurnal Kultivasi. 17(3): 683-693.
Tefa, A. 2017. Uji viabilitas dan vigor benih padi (Oryza sativa L.) selama penyimpanan pada tingkat kadar air yang berbeda. Jurnal Pertanian Konservasi Lahan Kering. 2(3): 48-50.