RESPON TANAMAN KEDELAI VARIETAS CENENG PADA INTENSITAS CAHAYA BERBEDA
Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Indonesia
https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=57204483008
Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma
Indonesia
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Gedung Agro Plaza Lantai 15. Jl. HR Rasuna Said Kav X-2 No. 1 Setiabudi. Jakarta Selatan.
Indonesia
PT. Perkebunan Nusantara III (Persero). Jl. Sei Batanghari No.2, Medan, Sumatera Utara.
Indonesia
Abstract
Tanaman yang ternaungi mengakibatkan ketersediaan cahaya menjadi berkurang terutama pada intensitas cahaya. Perbedaan karakteristik tanaman yang diatur oleh gennya menyebabkan kemampuan beradaptasi terhadap kondisi ternaungi menjadi berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah mengamati respon tanaman kedelai varietas Ceneng pada kondisi lingkungan dengan intensitas cahaya yang berbeda. Perlakuan pada penelitian ini menggunakan 1 faktor, yaitu naungan. Perlakuan tersebut meliputi perlakuan naungan ± 59% menggunakan pohon pada 0 minggu setelah tanam (MST), naungan paranet pada 8 MST dan tanpa naungan sebagai kontrol. Variabel yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, lebar dan panjang daun, waktu berbunga, jumlah bunga, jumlah polong total, jumlah polong hampa dan polong isi, kandungan klorofil serta gula pada daun. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analysis of varians (anova) dengan taraf α = 5%. Hasil uji anova yang signifikan berbeda dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf α = 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan naungan pada tanaman kedelai varietas Ceneng meningkatkan kandungan klorofil a, klorofil b dan karotenoid daun, namun kadar antosianin menjadi menurun. Perlakuan naungan 59% dan 8 MST memberikan rata-rata kandungan gula yang lebih rendah dibandingkan tanpa naungan. Perlakuan naungan pada kedelai varietas Ceneng yang cocok adalah naungan 8 MST.
Keywords
References
Anggarani, S.D. 2005. Analisis Aspek Agronomi dan Fisiologi (Glycine max (L.) Merr.) pada Kondisi Cekaman Intensitas Cahaya Rendah. Skripsi, Institusi Pertanian Bogor. Bogor.
Baharsjah JS, Suardi D, Las I. 1988. Hubungan Iklim dengan Pertumbuhan Kedelai, hal 87-102. Dalam Somaatmadja et al. (eds), Kedelai. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor.
Barbara DA, WW Adams. 1996. Chlorophyll and Carotenoid Composition in Leaves of Eunymus kiautschovicus Acclimated to Different Degrees of Light Stress in the Field. Aust. J. Plant Physiol. 23:649-659.
Darmawan J, JS Baharsjah. 2010. Dasar – Dasar Fisiologi Tanaman. SITC. Jakarta.
Elfarisna. 2000. Adaptasi kedelai terhadap naungan: Studi Morfologi dan Anatomi. Tesis, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hale MG, DM Orcutt. 1987. The Physiology of Plants under Stress. New York : John Wiley and Sons. 206 p.
Handriawan, A., Respatie, D.W., Tohari. 2016. Pengaruh intensitas naungan terhadap pertumbuhan dan hasil tiga kultivar kedelai (Glycine max (L.) Merrill) di lahan pasir pantai Bugel, Kulon Progo. Vegetalika 5 (3): 1 – 14.
Jufri A. 2006. Mekanisme Adaptasi Kedelai (Glysine max (L.) Merrill) terhadap Cekaman Intensitas Cahaya Rendah. Disertasi Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kisman. 2007. Analisis Genetik dan Molekuler Adaptasi Kedelai terhadap Intensitas Cahaya Rendah Berdasarkan Karakter Morfo-Fisiologi Daun. Disertasi Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Kisman. 2008. Pola Pewarisan Adaptasi Kedelai (Glycine max L. Merrill) terhadap Cekaman Naungan berdasarkan Karakter Morfo-Fisiologi Daun. Buletin Agronomi 36 (1): 1-7.
Levitt J. 1980. Response of Plants to Environment Stress. Vol II Water, Radiation, Salt and other Stresses. New York (USA): Academic Pr
Mulyana, N. 2006. Adaptasi Morfologi, Anatomi, dan Fisiologi Empat Genotipe Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) pada Kondisi Cekaman Naungan. Program Studi Agronomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Salisbury TB, Ross CW. 1995. Plant Physiology. Terjemahan Diah R. Lukman dan Sumaryono. Jilid I, II, dan III. ITB Bandung.
Santoso. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Bengkulu : Universitas Muhammadiyah. Bengkulu.
Sa’diyah N. 2009. Korelasi Kandungan Klorofil dan Frekuensi Stomata antar Anak Daun sebagai Kriteria Seleksi tidak Langsung terhadap Hasil Kedelai. Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Lampung.
Sopandie D, Trikoesoemaningtyas, E Sulistyono, dan N Heryani. 2002. Pengembangan Kedelai sebagai Tanaman Sela: Fisiologi dan Pemuliaan untuk Toleransi terhadap Naungan. Laporan Penelitian Hibah Bersaing X. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sundari, T., Susanto, G.W.A. 2015. Pertumbuhan dan hasil biji genotipe kedelai di berbagai intensitas naungan. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 34 (3): 203 – 218.
Yahya H. 2007. Photosynthesis: The Green Miracle. English Edition. Global Publishing. Bookwork. Norwich. UK. 228 p.