PERTUMBUHAN VEGETATIF SAYURAN INDIGENOUS DAUN WALANG LIAR (Eryngium foetidum) PADA BEBERAPA KOMBINASI PERLAKUAN JENIS MEDIA TANAM DAN DOSIS PUPUK

Edi Minaji Pribadi
Universitas Gunadarma
Indonesia
Tubagus Kiki Kawakibi Azmi
Universitas Gunadarma
Indonesia

Abstract
Tanaman daun walang (Eryngium foetidum) dapat ditemukan tumbuh di sekitar Jawa Barat, salah satunya di area Cisarua, dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sebagai lalapan.Walaupun demikian, sayuran indigenous ini jarang ditemukan di pasar-pasar sayuran di area tersebut, hal ini dikarenakan tanaman tersebut tidak dibudidayakan. Kondisi tersebut membutuhkan perhatian untuk konservasi dan juga keberlanjutan produksinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah membudidayakan tanaman tersebut pada lingkungan tumbuh yang sesuai untuk pertumbuhannya. Jenis media tumbuh dan pemupukan merupakan aspek penting dalam budidaya sayuran. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kombinasi jenis media dengan dosis pupuk optimal untuk pertumbuhan vegetatif tanaman daun walang liar. Berdasarkan penelitian ini terlihat bahwa pertumbuhan vegetatif tanaman daun walang menunjukkan perbedaan yang signifikan (α = 1%), yaitu pada rata-rata panjang dan jumlah daun kumulatif selama masa pengamatan tujuh bulan setelah tanam. Pertumbuhan vegetatif tanaman daun walang terbaik diperoleh pada kombinasi perlakuan arang sekam dengan dosis pemupukan 1000 ppm Grow More (N:P:K 32:10:10), dengan nilai masing-masing yaitu 19.41 cm dan 14.10 helai.
Keywords
arang sekam; cocopeat; daun walang; mexican coriander
References

Cardozo E, Rubio M, Rojas LB dan Usubillaga A. 2004. Composition of the essential oil from the leaves of Eryngium foetidum L. from the Venezuelan Andes. J. Essent. Oil Res. 16: 33 – 34.

Casey CA, Mangan FX, Herbert SJ, Barker AV dan Carter AK. 2004. The effect of light intensity and nitrogen fertilization on plant growth and leaf quality of Ngo Gai (Eryngium foetidum L.) in Massachusetts. Acta Hort.

Devi BP, Deb P dan Singh HB. 2016. Economic uses of Eryngo/Culantro (Eryngium foetidum Linnaeus): A review. Pleione 10(2): 356 – 361.

Ekpong B dan Sukprakarn S. 2006. Harvest stages and umbel order contribution on Eryngo (Eryngium foetidum L.) seed yield and quality. Kasetsart J. (Nat. Sci.) 40 : 273 – 279.

Garcia MD, Saenz MT, Gomez MA dan Fernandez MA. 1999. Topical antiinflammatory activity of phytosterols isolated from Eryngium foetidum on chronic and acute inflammation models. Phytother. Res, 13: 78–80.

Hossain MA, Jashimuddin M, Nath TK, dan PO’Reilly. 2017. Spiny coriander (Eryngium foetidum L.) cultivation in the Chittagong Hill Tracts of Bangladesh: Sustainable agricultural innovation by indigenous communities. Indian Journal of Traditional Knowledge. Vol. 16(1): 59 – 67.

Mozumder SN, Moniruzzaman M, dan Sarker PC. 2008. Effect of nitrogen rate and application interval on yield and profitability of Bilatidhonia. J Agric Rural Dev. 6: 63-68.

Moniruzzaman M, Islam MS, Hossain MM, Hossain T dan Miah MG. 2009. Effects of shade and nitrogen levels on quality Bangladhonia production. Bangladesh J. Agril. Res. 34(2): 205-213.

Singh BK, Ramakrishna Y, dan Ngachan SV. 2014. Spiny coriander (Eryngium foetidum L.): a commonly used, neglected spicing-culinary herb of Mizoram, India. Genet Resour Crop E Vol. 61:1085–1090.

Staf Pengajar Agroteknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma

Information
PDF
824 times PDF : 437 times