KARAKTERISTIK FAKTOR RISIKO PENYEBAB TERJADINYA STUNTING ANAK USIA 0-59 BULAN DI PUSKESMAS KEBON MELATI
Universitas Gunadarma
Universitas Gunadarma
Universitas Gunadarma
Universitas Sriwijaya
Indonesia
Abstract
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh asupan gizi yang tidak adekuat, infeksi berulang, serta kurangnya stimulasi psikososial. Berdasarkan data tahun 2023, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,5%, angka yang tergolong tinggi. Penurunan angka stunting menjadi salah satu target utama Sustainable Development Goals (SDGs), dengan sasaran penurunan sebesar 40% pada tahun 2025. Berbagai faktor risiko, seperti tidak optimalnya pemberian ASI eksklusif, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), kondisi sanitasi yang kurang baik, penyakit infeksius, serta pola asuh yang tidak tepat, diyakini berkontribusi terhadap terjadinya stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko yang berhubungan dengan stunting pada anak usia 0–59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kebon Melati tahun 2024. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan distribusi frekuensi untuk menggambarkan karakteristik sanitasi, status pemberian ASI eksklusif, berat badan lahir, riwayat penyakit infeksius, pendapatan keluarga, serta keberadaan perokok dalam keluarga pada balita stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar anak stunting tinggal di lingkungan dengan sanitasi layak (64,4%), memperoleh ASI eksklusif (71,1%), memiliki berat badan lahir normal (66,7%), tidak memiliki riwayat penyakit infeksius (77,8%), berasal dari keluarga berpenghasilan di bawah UMR (73,3%), dan tinggal dengan anggota keluarga yang merokok (66,7%). Meskipun faktor-faktor ini sering disebut sebagai determinan stunting dalam berbagai penelitian sebelumnya, pola yang ditemukan di wilayah ini menunjukkan kecenderungan yang berbeda. Karakteristik sanitasi, pemberian ASI, berat badan lahir, riwayat infeksi, pendapatan, serta status merokok dalam keluarga tampak memiliki pola khas pada anak stunting di wilayah ini. Namun demikian, faktor dominan penyebab stunting di daerah tersebut masih memerlukan penelitian lanjutan. Upaya edukasi dan intervensi yang lebih menyeluruh sangat dibutuhkan untuk menekan prevalensi stunting di masa mendatang.
Keywords
References
Adebisi, Y. A., Ibrahim, K., Lucero-Prisno, D. E., Ekpenyong, A., Micheal, A. I., Chinemelum, I. G., & Sina-Odunsi, A. B. (2019). Prevalence and Socio-economic Impacts of Malnutrition Among Children in Uganda. Nutrition and Metabolic Insights, 12, 1178638819887398. https://doi.org/10.1177/1178638819887398
Agri, T. A., Ramadanti, T., Adriani, W. A., Abigael, J. N., Setiawan, F. S., & Haryanto, I. (2024). Menuju Pertumbuhan Seimbang dalam Tantangan SDGs 2 dalam Penanggulangan Kasus Stunting di Indonesia. National Conference on Law Studies (NCOLS), 6(1), Article 1.
Agustiani, R., & Meliyana, E. (2024). Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Stunting. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 6(4), Article 4. https://doi.org/10.37287/jppp.v6i4.2847
Aryani, N., & Syapitri, H. (2018). Hubungan Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Di Dalam Rumah Dengan Ispa Pada Balita Di Puskesmas Helvetia Tahun 2016. Jurnal Kesehatan Masyarakat Dan Lingkungan Hidup, 3(1), Article 1.
D, P. (2016). Factors Affecting Early Childhood Growth and Development: Golden 1000 Days. Advanced Practices in Nursing, 01(01). https://doi.org/10.4172/2573-0347.1000101
Eldrian, F., Karinda, M., Setianto, R., Dewi, B. A., & Gusmira, Y. H. (2023). Hubungan Riwayat Penyakit Infeksi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo, 9(1), 80–89. https://doi.org/10.29241/jmk.v9i1.1366
Fatihunnajah, M. F., & Budiono, I. (2023). Faktor Determinan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan. Indonesian Journal of Public Health and Nutrition, 3(1), Article 1. https://doi.org/10.15294/ijphn.v3i1.57748
Gustin, R. K., Ramadanti, T., Ediana, D., & Putra, A. S. (2023). Analisis Pemetaan Faktor Resiko Kejadian Stunting Menggunakan Aplikasi Gis Di Kabupaten Pasaman. Human Care Journal, 8(1), 36. https://doi.org/10.32883/hcj.v8i1.2302
Habimana, S., & Biracyaza, E. (2019). Risk Factors Of Stunting Among Children Under 5 Years Of Age In The Eastern And Western Provinces Of Rwanda: Analysis Of Rwanda Demographic And Health Survey 2014/2015. Pediatric Health, Medicine and Therapeutics, 10, 115–130. https://doi.org/10.2147/PHMT.S222198
Ladi, Nisa, A., Yulianti, & Solechah, S. A. (2024). Determinan Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Edison Jaar Tahun 2023: Determinants of stunting incidents in the working area of Edison Jaar Primary Health Center In 2023. Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 16(1), Article 1. https://doi.org/10.35473/jgk.v16i1.464
LAPORAN SKI 2023 DALAM ANGKA. (2023). https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/hasil-ski-2023/
Misriyanto, E., Sitorus, R. J., & Misnaniarti. (2020). Analysis of Environmental Factors with Chronic Diarrhea in Toddlers in Jambi City in 2019. International Journal of Science and Society, 2(4), 300–310. https://doi.org/10.54783/ijsoc.v2i4.216
Mufdlilah, M. (2017). Buku Pedoman Pemberdayaan Ibu Menyusui Pada Program Asi Eksklusif [Other]. Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta. http://lib.unisayogya.ac.id
Ningsih, M. P., & Sembiring, N. P. (2023). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Dan Pengetahuan Gizi Ibu Terhadap Kejadian Stunting Pada Balita Di Kelurahan Pujud Selatan. Prosiding Seminar Nasional Ketahanan Pangan, 1(1), Article 1.
Nurfita, D., Parisudha, A., & Sugiarto, S. (2022). Stunting Determinants In Kulonprogo District, Yogyakarta Year 2019. Epidemiology and Society Health Review (ESHR), 4(1), 12–20. https://doi.org/10.26555/eshr.v4i1.4039
Olo, A., Mediani, H. S., & Rakhmawati, W. (2021). Hubungan Faktor Air dan Sanitasi dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1113–1126. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.788
Permadi, A. R., & Arini, S. Y. (2023). Faktor Risiko Stunting Pada Balita (0-5 Tahun) Dengan Riwayat Bblr Di Desa Mayangrejo Kabupaten Bojonegoro | Jurnal Kesehatan Tambusai. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jkt/article/view/17773
Permenkes Nomor 28 Tahun 2019. Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. (2019).
Perpres RI No.18 Tahun 2020. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. (2020).
Sari, S. P. (2017). Konsumsi rokok dan tinggi badan orangtua sebagai faktor risiko stunting anak usia 6-24 bulan di perkotaan. Ilmu Gizi Indonesia, 1(1), 1. https://doi.org/10.35842/ilgi.v1i1.6
Siregar, R. J., Harahap, M. L., & Suryani, E. (2024). Determinants of Stunting Among Children Under Five Years in Indonesia: Evidence from the 2021-2022 Demographic and Health Survey. International Journal of Public Health Excellence (IJPHE), 3(2), 666–676. https://doi.org/10.55299/ijphe.v3i2.794
Stunting in a nutshell. (2015). https://www.who.int/news/item/19-11-2015-stunting-in-a-nutshell
Supriyanto, Y., Paramashanti, B. A., & Astiti, D. (2018). Berat badan lahir rendah berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan. Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics), 5(1), 23. https://doi.org/10.21927/ijnd.2017.5(1).23-30
Tiza Puri Saravina, -, & Endah Puji Astuti, -. (2017). Studi Deskriptif Faktor Penyebab Stunting Pada Balita Di Desa Wunung Wonosari Gunungkidul [Diploma, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta]. https://unjaya.ac.id
Wahdaniyah, W., Ningsi2, N. W., & Sari, D. S. D. (2022). Hubungan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Di Kabupaten Majene. Bina Generasi : Jurnal Kesehatan, 13(2), Article 2. https://doi.org/10.35907/bgjk.v13i2.233