PENGGUNAAN BATU KARANG, TANAH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT DALAM PEMBUATAN BETON K-175 UNTUK BANGUNAN SEDERHANA

Mekar Ria Pangaribuan, Narlis Narlis

Abstract


Pulau Enggano adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Bengkulu Utara yang merupakan
pulau terluar dan untuk menuju kesana diperlukan waktu 12 jam dari Pelabuhan Pulaubaai
di Bengkulu dengan menggunakan kapal laut menyebrangi Samudera Indonesia yang luas.
Selama ini material untuk membuat bangunan selalu dibawa dari Bengkulu, sehingga biaya
untuk membangun sebuah rumah sangat tinggi. Pulau Enggano memiliki potensi alam yang
berupa material batu karang sepanjang pantai, tanahnya yang berwarna kekuningan
bercampur pasir, dan air payau, serta gunung kapur. Hal inilah yang menjadikan peneliti
untuk membuat mix desain mendapatkan beton K.175 berdasarkan hasil pemeriksaan bahan
dan pengujian untuk membuat beton dengan memanfaatkan material lokal sebagai pengganti
agregat kasar dan agregat halus. Metode penelitian meliputi: uji air, pemeriksaan analisa
gradasi (Sieve Analysis) agregat halus (Pasir Enggano), pemeriksaan kadar air, kadar
lumpur, berat isi agregat, dan berat jenis, penyerapan agregat, dan perencanaan c ampuran
beton (Mix Desain), melakukan pengujian kuat tekan kubus beton yang dihasilkannya.
Penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di Pulau Enggano untuk pengambilan sampel
kemudian sampel di uji di BKB3 Provinsi Bengkulu dari bulan April sampai dengan Ag ustus
2015. Setelah dilakukan pemeriksaan di Balai Konstruksi Beton dan Bahan Bangunan
Provinsi Bengkulu terhadap tanah Enggano dan split karang 2/3 ini memiliki karateristik
sebagai berikut: a) hasil pemeriksaan gradasi , pasir/agregat halus tersebut mas uk ke dalam
zone 3, dengan modulus kehalusan pasir 2,876, layak untuk dijadikan agregat halus pada
pembuatan beton. Sedangkan split karang 2/3 sebagai agregat kasar tersebut masuk ke dalam
zone kasar butiran 38.1 – 4.76 karena sebagian besar nilai gradasi yang diperoleh masuk ke
dalam batasan zone ini, dengan modulus kehalusan split karang 2/3 adalah 3,39, artinya
supaya split karang 2/3 dapat dijadikan pengganti koral, hasil desain pencampuran material
pembentuknya ditingkatkan menjadi 45%, b) hasil uji kadar air agregat kasar (3,05 %) lebih
besar nilainya daripada kadar air agregat halus (2,65 %) artinya bahwa agregat kasar yang
berukuran lebih besar dan memiliki rongga-rongga pada permukaan yang lebih banyak,
memiliki kemampuan untuk menyerap air lebih banyak dibandingkan agregat halus, c) hasil
uji kadar lumpur pada tanah/pasir Enggano adalah 2,95 %. Artinya, kadar lumpur pada
agregat halus yang digunakan memenuhi syarat karena kurang dari 5%, sehingga lumpur
bisa menyatu dengan semen. Untuk kandungan lumpur batu karang split 2/3 didapatkan
sebesar 0,2%, sedangkan syarat untuk campuran beton, kerikil memiliki kandungan lumpur
maksimum 1%. Jadi, karang split 2/3 tersebut memenuhi syarat, untuk diperhatikan sebelum
digunakan karang split 2/3 dicuci untuk mengurangi kadar lumpurnya dan dikeringkan
dipanas matahari selama 2-3 hari, d) hasil pengujian berat isi agregat halus relatif lebih
besar (1.346 kg/m3) untuk kondisi padat daripada berat volume agregat kasar (840,6 kg/m3).
Hal ini terjadi karena sifat material agregat, yaitu bahwa untuk suatu volume yang sama,
agregat halus memiliki berat yang lebih besar daripada agregat kasar, e) berat jenis kerikil
SSD (Saturated Surface Dry) agregat kasar yang diperoleh adalah 1,806. Berat jenis Agregat 

ini mendekati berat jenis agregat ringan yang memiliki batasan kurang dari 2,5 gr/cm3,
sedangkan berat jenis pasir SSD (Saturated Surface Dry) yang diperoleh adalah 2,647
gr/cm3 dengan penyerapan air sebesar 0,0273 %. Adapun proporsi/komposisi bahan untuk
1m3 beton didapatkan kebutuhan: semen: 303,57 kg, air: 170 liter, agregat halus/ tanah
Enggano: 707,14 kg, agregat kasar/ split karang 2/3: 2,85 kg. Hasil pengujian kuat tekan
beton terhadap kubus, tercapai kuat tekan yang diinginkan yaitu K.175 dengan sampel umur
28 hari (Benda Uji 1: 290,073 kg/cm2, Benda Uji 2: 203,17 kg/cm2, Benda Uji 3: 177,773
kg/cm2). Sedangkan hasil analisa teknis biaya pembuatan 1m3 beton mutu K.175 Slump (12 ±
2) Cm ada selisih 9.207.930,60 per m3 apabila menggunakan material setempat (semen tetap
didatangkan dari Bengkulu).


Full Text:

FULL PAPER