EFEKTIVITAS ASAP CAIR TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT UNTUK MENGENDALIKAN GANODERMA BONINESE DAN CURVULARIA SP. IN VITRO

Yusmar Mahmud
Fakultas Pertanian Dan Peternakan UIN Suska Riau
Indonesia
Dasha Lististio
Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau
Indonesia
Mokhamad Irfan
Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau
Indonesia
Syukria Ikhsan Zam
Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska RIau
Indonesia

DOI: http://dx.doi.org/10.35760/jpp.2021.v5i1.3629

Article Submitted: 25 February 2021

Article Published: 17 June 2021

Abstract

Kandungan senyawa fenol dan asam organik yang memiliki kemampuan sebagai antimikroba, sehingga TKKS diduga dapat mengendalikan G. boninense dan Curvularia sp. Tujuan penelitian untuk mendapatkan konsentrasi asap cair TKKS terbaik sertamembandingkan asap cair TKKS, tempurung kelapa (TK) dan tempurung kelapa komersil (TKK) yang efektif dalam mengendalikan G. boninense dan Curvularia sp. secara in vitro. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2019 di Laboratorium Patologi, Entomologi, Mikrobiologi dan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian dan Peternakan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau; dan di Laboratorium HPLCFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Riau. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yg terdiri dari 6 perlakuan meliputi G0 = 20 ml PDA + 0% asap cair + G. boninense,G1 = 19,8 ml PDA + 1% (0,2 ml) asap cair + G. boninense, G2 = 19,6 ml PDA + 2% (0,4 ml) asap cair + G. boninense,G3 = 19,4 ml PDA + 3% (0,6 ml) asap cair + G. boninense,G4 = 19,2 ml PDA + 4% (0,8 ml) asap cair + G. boninense,G5 = 19 ml PDA + 5% (1 ml) asap cair + G. boninense,C0 = 20 ml PDA + 0 % asap cair + Curvularia sp.C1 = 19,8 ml PDA + 1% (0,2 ml) asap cair + Curvularia sp.C2 = 19,6 ml PDA + 2% (0,4 ml) asap cair + Curvularia sp.C3 = 19,4 ml PDA + 3% (0,6 ml) asap cair + Curvularia sp.C4 = 19,2 ml PDA + 4% (0,8 ml) asap cair + Curvularia sp.C5 = 19 ml PDA + 5% (1 ml) asap cair + Curvularia sp. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3kali. Parameter yang diukur adalah morfologi patogen, total fenol asap cair TKKS, uji efektivitas daya hambat, laju pertumbuhan, indeks anti jamur, dan uji komparatif asap cair. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian asap cair mengakibatkan perubahan ukuran diameter koloni patogen,asap cair memiliki total fenol + 9,98%. Konsentrasi asap cair TKKS berpengaruh nyata terhadap efektivitas daya hambat, menekan laju pertumbuhan, indeks anti jamur terhadap G.boninense dan Curvularia sp. Uji komparasi menunjukkan bahwa jenis asap cair tidak berpengaruh tehadap G. boninense, sedangkan terhadap Curvularia sp.berpengaruh nyata. Kesimpulan dari hasil penelitian konsentrasi asap cair TKKS terbaik adalah 5% dan asap cair TK memiliki efektivitas yang lebih tinggi dalam mengendalikan G. boninense, dan Curvularia sp. dengan efektivitas 100%.

Keywords
Antimikroba; Senyawa Fenol dan Asam Organik; TKKS
References

Agrios, G.N. 2005. Plant Phatology.5th editon.. San Diego. Elsevier Academic Press.

Aisyah, I., N. Juli, dan G. Pari. 2013. Pemanfaatan Asap Cair Tempurung Kelapa Untuk Mengendalikan Cendawan Penyebab Penyakit Antraknosa dan Layu Fusarium pada Ketimun. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 31: 170-178.

Angraini, E. 2017. Uji Antagonisme Lentinus cladopus LC4 terhadap Ganoderma boninense Penyebab Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa Sawit. Jurnal Biosfera, 34: 144-149.

Chong, K.P., J. Dayou, and A. Alexander. 2017. Detection and Control of Ganoderma boninese in Oil Palm Corp. Journal SpringerBriefs in Agriculture, 8:5-12.

Chong, K.P., M.S. Lum., C.P. Foong., C.M.V.L. Wong., M. Atong, and S. Rosalli. 2011. First Indentification of Ganoderma boninese Isolated from Sabah Based on PCR and Sequence Homology. African Journal of Biotechnology, 10: 14718-14723.

Crueger, W. and A. Crueger. 1984. Biotechnology A Text Book of Industrial Microbiology. Translate by Caroline Haessly. Madison. Science Tech.

Defitri, Y. 2015. Identifikasi Patogen Penyebab Penyakit Tanaman Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Desa Bertam Kecamatan Jambi Luar Kota. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 15: 129-133.

Harianti, T. 2011. Karakterisasi Asap Cair Tandan Kosong Kelapa Sawit yang Diabsorpsi dengan Zeolit Teraktivasi Asam. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Tanjungpura. Pontianak.

Hidayat, D. 2019. Efektivitas Asap Cair Dalam Penghambat Pertumbuhan Corynespora cassicola Penyebab Penyakit Gugur Daun PAD Tanaman Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. ARG) Secara In Vitro. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim.Pekanbaru.

Himawati, E. 2010. Pengaruh Penambahan Asap Cair Tempurung Kelapa Destilasi Dan Redestilasi Terhadap Sifat Kimia, Mikrobiologi dan Sensoris Ikan Pindang Layang (Decapterus spp.) Selama Penyimpanan. Skripsi. Prodi Studi Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Kresnawaty, I., S.M. Putra, A. Budiani. dan T.W. Darmono. 2017. Konvensi Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Menjadi Arang Hayati dan Asap Cair. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian. 14: 171-179.

Lestari, Y.I., N. Idiawati dan Harlia. 2015. Aktivitas Antibakteri Asap Cair Tandan Kosong Kelapa Sawit Grade 2yang Sebelumnya Diabsorpsi Zeolit Teraktivasi. JKK, 4: 45-52.

Maryudi. 2014. Karakteristik Torrefaksi dan Densifikasi Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal Chemica. 1: 77-84.

Mugiastuti, E. dan A. Manan. 2009. Pemanfaatan Asap Cair untuk Mengendalikan Fusarium oxysporum dan Meloidogyne spp. Jurnal Pembangunan Pedesaan. 9: 43-49.

Oramahi, H.A., F. Diba, dan Wahdina. 2010. Efikasi Asap Cair dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) dalam Penekanan Perkambangan Jamur Aspergillus niger. Jurnal HPT Tropika,10: 146-153.

Rakesh, K.N., N. Dileep, N.A.S. Nawaz, S. Junaid, and P.T.R. Kekuda. (2013). Antifungal Activity of Cow Urine Against Fungal Pathogens Causing Rhizome Rot of Ginger. Journal Environment and Ecology. 31: 1241-1244.

Romantis, C. 2019. Efektivitas TrichodermavirensDalam Mengendalikan Ganoderma boninense di Pre-NurseryKelapa Sawit pada Medium Gambut. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. Pekanbaru.

Solehudin, D., I. Suswanto, dan Supriyanto. 2012. Status Penyakit Bercak Coklat Pada Pembibitan Kelapa Sawit di Kabupaten Sanggau. Jurnal Perkebunan dan Lahan Tropika. 2: 1-6.

Susanto, A. dan A.E. Prasetyo. 2013. Respon Curvularia lunata Penyebab Penyakit Bercak Daun Kelapa Sawit terhadap Berbagai Fungisida. Jurnal Fitopatologi. 9: 165-172.

Thamrin. 2007. Efek Asap Cair Cangkang Kelapa Sawit Terhadap Jamur Ganoderma sp. pada Kayu Kelapa Sawit. Jurnal Sains Kimia. 11: 9-14.

Venita, Y. 2010. Identifikasi Penyakit Tanaman yang Menyerang Tanaman Kelapa Sawit yang Telah Menghasilkan di Desa Pantai Cermin KM 25 Pekanbaru. Disertasi. Universitas Riau. Pekanbaru.

Widiastuti, H., D. D. Eris, dan D. Santoso. 2016. Potensi Fungisida Organik untuk Pengendalian Ganoderma pada Tanaman Kelapa Sawit. Jurnal Menara Perkebunan. 84: 98-106.

Yuan, F., C. Zhang, and Q.R. Shen. 2003. Allevating Effect of Phenol Compounds on Cucumbar Fusarium Wilt and Mechanism.JournalAgricultural in China. 2: 647-652.

Information
PDF
1784 times PDF : 1526 times