INTENSITAS KEPARAHAN PENYAKIT PUSTUL BAKTERI DAN HASIL PANEN KEDELAI (Glycine max L.) PADA SISTEM TANAM TUMPANGSARI

Riska Dwi Maulidia
Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang
Indonesia
Fawzy Muhammad Bayfurqon
Fakultas Pertanian, Universitas Singaperbangsa Karawang
Indonesia

Abstract

Sistem tanam tumpangsari telah lama dikembangkan oleh masyarakat Indonesia. Peningkatan produksi tanaman dan pengurangan penyakit dapat dioptimalkan dengan menerapkan sistem tanam tumpangsari. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan sistem tanam tumpangsari terbaik yang dapat mengurangi intensitas keparahan penyakit pustul bakteri pada tanaman kedelai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental, dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 9 perlakuan sistem tanam diulang sebanyak 3 kali. Perlakuan yang diberikan; (A) Monokultur kedelai dengan jarak tanam 30×10 cm, (B) Monokultur kedelai 30×15 cm, (C) Monokultur kedelai 30×20 cm, (D) Tumpangsari Jagung-Kedelai 30×10 cm, (E) Tumpangsari Jagung-Kedelai 30×15 cm, (F) Tumpangsari Jagung-Kedelai 30×20 cm, (G) Tumpangsari Kedelai-Padi 30×10 cm, (H) Tumpangsari Kedelai-Padi 30×15, (I) Tumpangsari Kedelai-Padi 30×20 cm. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan uji F pada taraf 5%. Hasil yang dicapai yaitu perlakuan sistem tanam tumpangsari kedelai berpengaruh nyata terhadap persentase keparahan penyakit pustul bakteri dan bobot biji panen kedelai. Perlakuan (F) tumpangsari Jagung-Kedelai 30×20 cm memberikan pengaruh terbaik terhadap persentase keparahan penyakit pustul bakteri terendah sebesar 18.74%, dan bobot biji panen tertinggi sebesar 0.193 kg/ubinan. 

Keywords
Jarak Tanam; Penyakit Kedelai; Produktivitas
References

[BPPP] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2017. Hama dan Penyakit Tanaman Kedelai. BPPP, Jakarta.

[BPTP] Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. 2018. Tumpangsari Tanaman Jagung-Padi Gogo-Kedelai (Turiman Jagole). BPTP. Kalimantan Barat.

[KEMENTAN] Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2018. Data Produksi Kedelai Lima Tahun Terakhir. Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Jakarta.

Asmaliyah., Tati. R. 2015. Pengaruh Pengaturan Jarak Tanam Terhadap Perkembangan Serangan Hama dan Penyakit Kedelai (Glycine max L.). Jurnal Penelitian Tanaman. 11(3): 41-50.

Dirmawati, S.R. 2015. Penurunan Intensitas Penyakit Pustul Bakteri Kedelai Melalui Strategi Cara Tanam Tumpangsari dan Penggunaan Agensia Hayati. Jurnal AGRIJATI. 1(1): 6-11.

Inayati, A., Eriyanto, Y. 2017. Identifikasi Penyakit Utama Kedelai dan Cara Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi Malang. [diunduh 2020 Juni 5].

Kusuma, R.R., Siti M., Luqman, Q.A. 2016. Aplikasi Teh Kompos Untuk Menekan Penyakit Pustul Bakteri Pada Tanaman Kedelai. Jurnal HPT. 4(3): 144-153.

Puspa. L, M., Dianucik, S. Sitawati., K. P. Wicaksono. 2015. Studi Sistem Tumpangsari Brokoli (Brassica Oleracea L.) Dan Bawang Prei (Allium Porrum L.) Pada Berbagai Jarak Tanam. Jurnal Produksi Tanaman 3(7): 564-573.

Resman. 2016. Intensitas Penyakit yang Terdapat Pada Tanaman Jagung dan Kacang-kacangan dalam Pola Tumpangsari. Bekasi (ID): Prosiding Seminar Nasional Agribisnis. hlm 72-77; [diunduh 2020 Mei 31].

Saleh, N., Sri, H. 2016. Pengendalian Penyakit Terpadu pada Tanaman Kedelai. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Malang. [diunduh 2020 Mei 25]. .

Setiawan, E.A, Husni. T.S., Sudiarso. 2018. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Varietas Grobogan Terhadap Jarak Tanam dan Pemberian Mulsa Organik. Jurnal Produksi Tanaman. 6(5): 830-837.

Untung, K. (2013). Pengantar pengelolaan hama terpadu (Edisi Kedua). Cetakan keenam. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Yuwariah, Y. D. Ruswandi. A.W. Irwan. 2017. Pengaruh Pola Tanam Tumpangsari Jagung dan Kedelai Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Evaluasi Tumpangsari di Arjasari Kabupaten Bandung. Jurnal Kultivasi. 16(3): 514-521.

Information
PDF
1104 times PDF : 588 times