INTENSITAS PENYAKIT ANTRAKNOSA PADA PEPAYA DENGAN SISTEM TANAM TUMPANG SARI DAN TUNGGAL DI RANTAU PANJANG, RUMBAI BARAT, PEKANBARU

Roy Ibrahim
Universitas Lancang Kuning
Indonesia
Hamzah Hamzah
Universitas Jambi
Indonesia
Alhaviz Alhaviz
Universitas Lancang Kuning
Indonesia

Abstract

Buah pepaya sangat disukai oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis dan memiliki kandungan nutrisinya yang tinggi. Salah satu organisme penganggu tanaman yang menyebabkan kehilangan hasil buah pepaya adalah penyakit antraknosa yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum spp., yang merupakan penyakit penting bagi tanaman pepaya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai penyakit antraknosa pepaya di Kelurahan Rantau Panjang, Kecamatan Rumbai Barat. Pengamatan kondisi lahan dengan sistem tumpang sari dan tunggal, gejala penyakit antraknosa, serta dilakukan pengukuran tingkat insidensi dan keparahan penyakit di lapangan. Hasil pengamatan penyebab busuk buah pada pepaya adalah jamur C. gloeosporioides. Persentase insidensi penyakit busuk buah sistem tanam tumpang sari paling tinggi mencapai 25%, sedangkan sistem tanam tunggal 10%. Keparahan penyakit busuk buah akibat C. gloeosporioides pada sistem tanam tumpang sari berkisar 8-10% sedangkan pada sistem tanam tunggal berkisar 5-6%. Tingginya tingkat serangan insidensi dan keparahan penyakit pada sistem tanam tumpang sari disebabkan tidak adanya sanitasi lahan terhadap buah yang terinfeksi dan kesalahan dalam pemilihan tanaman tumpang sari seperti cabai dan keladi selain itu penggunaan pestisida yang tidak tepat sasaran diduga menyebabkan penyakit ini selalu ada di lahan.

Keywords
anthracnose; Colletotrichum spp; papaya
References

Agrios, GN. 2005. Plant Pathology 5th ed. Elsevier Academic Press, London, UK.

Amrullah, R. A., Wiyono, S., Maharijaya, A., Purwito, A. 2023. Etiologi penyakit antraknosa pada bawang merah yang disebabkan oleh Colletotrichum gloeosporioides. Jurnal Fitopatologi Indonesia 19, 206-214.

Alexopoulos CJ, Mims, CW, Blackwell, M. 1996. Introductory Mycology. John Willey and Sons Inc, New York, USA.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2023. Pekanbaru dalam Angka, Riau. [diunduh 2024 Mei 28] https://pekanbarukota.bps.go.id/indicator/55/145/1/produksi-buah-buahan-menurut-kecamatan-dan-jenis-buah.html.

Chi, B. J., Zhang, D. M., Dong, H. Z. 2021. Control of cotton pests and diseases by intercropping: a review. Journal of Integrative Agriculture 20, 3089-3100.

Daagema, A.A., Orafa, P.N., Igbua, F.Z. 2020. Nutritional potentials and uses of pawpaw (Carica papaya): a review. European Journal of Nutrition & Food Safety 3, 52-66.

Darshan, K., Vanitha, S., Venugapola, KM., Parthasarathy, S. 2019. Strategic eco-friendly management of post-harvest fruit rot in papaya caused by Colletotrichum gloeosporioides. Journal of Biological Control 33, 225–235.

Direktorat Perlindungan Tanaman. 2018. Petunjuk Teknis Pengamatan dan Pelaporan Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim. [diunduh 2024 Maret 08]. Petunjuk Teknis Pengamatan dan Pelaporan Organisme Pengganggu Tumbuhan dan Dampak Perubahan Iklim (OPT-DPI) (pertanian.go.id).

Dwiastuti, M. E. 2020. Citrus foot rot disease (Phytophthora spp.) control in Indonesia using good agricultural practices efforts green agroindustry. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 484, 1-12.

Getnet, M., Alemu, K., Tsedaley, B. 2024. Status of postharvest papaya anthracnose (Colletotrichum gloeosporioides) in Assosa Zone, Western Ethiopia. Discov Food 4, 12-25.

Hasram, F., Nurdin, N., Junais, I. 2023. Pengaruh kegiatan pengendalian P3S (pemangkasan, pemupukan, panen sering dan sanitasi) terhadap pendapatan usaha tani kakao di desa Tarobok Luwu Utara. Jurnal Sains Agribisnis 3, 54-63.

Ibrahim, R., Hidayat, S.H., Widodo. 2017. Keragaman morfologi, genetika, dan patogenisitas Colletotrichum acutatum penyebab antraknosa cabai di Jawa dan Sumatera. Jurnal Fitopatologi Indonesia 13, 9-16.

Jayawardena, R.R., Bhunjun, C.S., Gentekaki, E., Itthayakorn, P. 2021. Colletotrichum: lifestyles, biology, morpho-species, species complexes and accepted species. Mycosphere 12, 519-669.

Lin, S., Hand, FP. 2019. Determining the sources of primary and secondary inoculum and seasonal inoculum dynamics of fungal pathogens causing fruit rot of deciduous holly. Plant disease 103, 951-958.

Liu, X. B., Yanli, F., Xiaolan, Z., Huang, G. X. 2019. First report of papaya anthracnose caused by Colletotrichum brevisporum in China. Plant disease, 103, 2473-2473.

Oktania, DD. 2023. Kajian faktor abiotik terhadap perkembangan laju infeksi dan pola sebaran penyakit antraknosa (Colletotrichum capsici) pada tanaman cabai merah di kecamatan Menganti. Skripsi. Universitas Pembagunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Surabaya.

Sari, N., Kasiamdari, R. S. 2021. Identifikasi dan uji patogenisitas Colletotrichum spp. dari cabai merah (Capsicum annuum): kasus di Kricaan, Magelang, Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia 26, 243-250.

Zhang, Y., Sun, W., Ning, P., Guo, T., Huang, S., Tang, L., Li, Q., Mo, J. 2021. First report of anthracnose of papaya (Carica papaya) caused by Colletotrichum siamense in China. Plant disease 105, 2252.

Information
PDF
69 times PDF : 26 times