EKSISTENSI BANGUNAN KOLONIAL BELANDA DALAM MENJAGA KARAKTER KAWASAN KOTA LAMA DEPOK

Agus Dharma Tohjiwa
Universitas Gunadarma
Indonesia

Abstract

Depok memiliki sejarah yang erat hubungannya dengan era kolonial Belanda. Kawasan kota lama Depok berada di sepanjang Jalan Pemuda Depok. Di kawasan tersebut saat ini berkembang menjadi permukiman yang padat walaupun masih terdapat bangunan-bangunan peninggalan kolonial Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran bangunan kolonial yang ada, bangunan kolonial yang dianggap penting, perubahan fungsi dan fisik bangunan, dan kontribusinya saat ini terhadap upaya konservasi di kota lama Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pencarian data dilakukan dengan studi literatur, observasi lapangan, dan wawancara dengan nara sumber sejarah di lokasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan masih ada 14 bangunan kolonial yang tersebar di sepanjang Jalan Pemuda dengan 4 bangunan penting yaitu Rumah Presiden Depok, Rumah Sakit Harapan, GPIB Immanuel Depok, dan Bangunan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC). Dari 14 bangunan di sepanjang Jalan Pemuda Depok terdapat 8 bangunan yang mengalami perubahan fungsi dan 6 bangunan tidak mengalami perubahan fungsi. Dari segi fisik bangunan terdapat 9 bangunan yang mengalami perubahan fisik dan 5 bangunan yang tidak berubah. Eksistensi bangunan-bangunan kolonial tersebut masih memberikan kontribusi dalam menciptakan kawasan konservasi kota lama Depok.  Walaupun demikian, bila tidak ada upaya yang serius dalam regulasi dan penataan lingkungan kawasan konservasi maka pesatnya pertumbuhan permukiman akan merusak aset-aset sejarah dan karakter kota lama Depok.

Keywords
Bangunan kolonial; Kota lama Depok; kawasan konservasi
References

Antariksa (2011). Metode Pelestarian Arsitektur. Diunduh dari https://www.academia.edu/7761446/METODE_PELESTARIAN_ARSITEKTUR.

Danisworo, Muhammad (1991). Teori Perancangan Urban. Bandung: Program Studi Arsitektur Pasca Sarjana ITB.

Dobby, Alan. (1978). Conservation And Planning. London: Hutchinson.

Estin, Novia, Antariksa, Noviani Suryasari (2017). Pelestarian Bangunan Kolonial Belanda Di Jalan Pemuda Depok. Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur, Vol. 5 No. 1

Handinoto (1996). Perkembangan Kota dan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya (1870-1940). Yogyakarta: Penerbit Andi.

Poinsett, David (1973). Preservasi Bangunan Cagar Budaya. California: Preservation News.

ICOMOS (2013). The Burra Charter. The Australia ICOMOS Charter for Places of Cultural Significance.

Issemiarti, Siti Madichah (2011). Revitalisasi Bangunan Laman Sebagai Upaya Konservasi Kota. Jurnal Arsitektur KOMPOSISI Vol. 9 No. 1.

Pontoh, N. (1992). Preservasi dan Konservasi, Suatu Tinjauan Teori Perencanaan Wilayah dan Kota. Jurnal PWK. No. 6 Triwulan IV. Desember, 1992, hal 34-30.

Nas, P. J. (2009). Masa Lalu dalam Masa Kini : Arsitektur di Indonesia. Jakarta Pusat, DKI Jakarta , Indonesia : Gramedia Pustaka Utama.

Undang-Undang No. 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.

Wanhar, W. (2011). Gedoran Depok: Revolusi Sosial di Tepi Jakarta 1945-1955. Jakarta: Usaha Penerbitan Telahsadar.

Sidharta dan Budihardjo, 1989. Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta.

Information
PDF
28 times PDF : 18 times
Article Tools



Email the author (##plugins.block.readingTools.loginRequired##)