PENGENDALIAN PERSEDIAAN CAT BADAN MOBIL TOYOTA FORTUNER DI PT TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA KARAWANG PLANT
Abstract
Perusahaan manufaktur pastinya melakukan proses produksi untuk menghasilkan Produk
yang dihasilkan proses pengolahan bahan baku yang didapatkan dari pemasok yang telah
bekerja sama dengan perusahaan serta di simpan dalam gudang sebagai persediaan untuk
kebutuhan produksi. Persediaan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
melancarkan kegiatan produksi. Terkadang dalam persediaan bahan baku terdapat
permasalahan, seperti kelebihan persediaan ataupun kekurangan persediaan yang dapat
mengakibatkan proses produksi menjadi terhambat dan menimbulkan kerugian bagi
perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan adanya suatu pengendalian persediaan
bahan baku agar diperoleh persediaan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proses pengecatan dan mengetahui pengendalian persediaan cat badan mobil
toyota fortuner di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Karawang Plant. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa Proses pengecatan badan mobil toyota fortuner dilakukan di
ruangan tertutup dengan diawali proses pencucian, berlanjut dengan proses pengecatan
listrik, proses pengeringan cat anti karat, proses pengecatan bawah, proses pengecekan
pengecatan listrik, proses penambalan atas, proses penambalan bawah, proses pengeringan
tambalan, proses pengecatan dasar, proses pengeringan cat dasar, proses pengecekan cat
dasar, proses pengecatan warna akhir, proses pengeringan cat akhir, proses pengecekan
kualitas pengecetan, proses penyelesaian, proses pengecekan akhir, dan proses terakhir yaitu
membawa badan mobil ke ruang perakitan. Proses pengendalian persediaan cat dilakukan
dengan dua proses, yaitu proses permintaan dan proses penerimaan. Proses permintaan cat
diawali dengan melihat perencanaan produksi, menghitung kebutuhan cat, melihat kecukupan
persediaan, membuat purchase request, membuat purchase order, dan melakukan pemesanan.
Proses penerimaan cat diawali dengan pesanan datang, memeriksa surat jalan dan copy
purchase order, memeriksa barang oleh operator warehouse, menyimpan barang di gudang,
dan transaksi penerimaan yang menandakan bahwa pesanan sudah diterima oleh perusahaan
dengan memberikan surat terima (good receipt slipt) yang di tanda tangan dan di beri stempel
oleh kepala seksi warehouse.