FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS MUNCULNYA KEKERASAN DALAM DEMONSTRASI MAHASISWA
Abstract
Maraknya aksi-aksi demonstrasi anarkis dewasa ini mengundang sejumlah pertanyaan mengenai faktor-faktor yang mendorong mereka melakukan aksi-aksi tersebut. Sejumlah jawaban yang bersifat hipotetis pernah dikemukakan oleh sejumlah ahli di media massa nasional. Mereka berpendapat bahwa ada motif politik dari sejumlah pimpinan partai yang mendanai dan mendorong sejumlah mahasiswa untuk melakukan demonstrasi-demonstrasi melalui kekerasan; keinginan para demonstran mencari popularitas karena media massa meliput aksi-aksi mereka dan ditayangkan di televisi nasional maupun daerah; dan lain-lain. Namun, jawaban psikologi sosial mengenai masalah ini belum diajukan oleh para psikolog sosial. Alasannya barangkali karena belum diketahui baik secara empirik, hipotetis, maupun teoritis mengenai motif-motif psikososial apa saja yang mendorong para demonstran melakukan demonstrasi seperti itu. Penelitian ini merupakan kajian psikologi sosial untuk mendalami secara kualitatif penelitian yang pernah dilakukan tahun 2010 tentang demonstrasi anarkis di Jakarta dan Makassar (Abidin, Purboningsih, dan Ninin, 2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik motif psikologis, dukungan eksternal, maupun kondisi situasional pada saat berlangsungnya demonstrasi dapat menimbulkan kekerasan dalam demonstrasi. Berdasarkan pada hasil penelitian itu peneliti kembali mengkajinya melalui metode kualitatif di 2 universitas di Jakarta pada tahun 2010-2011. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi praktis kepada para pengambil kebijakan (rektorat, pemerintah dan aparat penegak hukum) dalam menangani anarkisme mahasiswa pada saaat melakukan demonstrasi. Penelitian ini pun diharapkan dapat memberi kontribusi teoritis untuk pengembangan penelitian dan teori mengenai kekerasan dan gerakan mahasiswa di Indonesia.
Kata kunci: kekerasan, demonstrasi anarkis, motif-motif psikososial, metode kualitatif