PELATIHAN REGULASI EMOSI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU PERUNDUNGAN PADA REMAJA PELAKU PERUNDUNGAN
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Indonesia
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan regulasi emosi pada remaja pelaku perundungan untuk mengurangi perilaku perundungan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 10 orang remaja pelaku perundungan yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 5 subjek untuk kelompok eksperimen dan 5 subjek untuk kelompok kontrol yang memiliki skor regulasi emosi rendah dan sedang, serta skor perilaku perundungan tinggi dan sedang. Pemilihan subjek dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik random assigment. Penelitian ini menggunakan metode pre-test post-test control group design. Alat pengumpulan data berupa skala regulasi emosi, skala perilaku perundungan, observasi dan wawancara. Pelatihan regulasi dalam penelitian ini dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi layana komunikasi video berupa GoogleMeet selama dua kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat perilaku perundungan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan pelatihan regulasi emosi yang dilihat pada hasil pengukuran post-test. Pada hasil pengukuran follow up menunjukkan adanya perbedaan tingkat perilaku perundungan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Namun, ada perbedaan yang signifikan pada tingkat perilaku perundungan dilihat hasil pengukuran post-test dan follow up. Pelatihan regulasi emosi dalam penelitian ini mengajarkan kelompok subjek penelitian untuk mengenali emosi, menyadari emosi, memaknai emosi, dan mengubah emosi negatif menjadi emosi positif dengan mengubah sudut pandang positif.
Keywords
References
Astuti, A. N. G. (2015). Hubungan antara inferioritas dan perilaku bullying remaja di SMP Pangudi Luhur St. Vincentius Sedayu. Skripsi (tidak diterbitkan). Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta.
Baqi, S A., & Sista, T R. (2018). Pengaruh pelatihan manajemen emosi untuk meningkatkan regulasi emosi dan ekspresi emosi dalam konteks keluarga. Jurnal Sains Psikologi, 7(1), 81-87.
Bulu, Y., Memunah, N., & Sulasmini. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku bullying pada remaja awal. Nursing News, 4(1), 54-66.
Coloroso, B. (2007). Stop bullying: Memutus rantai kekerasan anak dari prasekolah hingga SMU. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta.
Goleman, D. (2009). Kecerdasan emosional: Mengapa EI lebih penting daripada IQ. Jakarta: Gramedia.
Greenberg, L. S. (2002). Emotion-focused therapy: Coaching clients to work through their feelings. APA: Washington DC.
Gross, J. J., & Thompson, R. A. (2007). Emotion regulation conceptual. In James J. Gross (Ed), Handbook of Emotion Regulation. New York: Guilfors Publication.
Hasanusi, H. (2019). Penalaran moral dalam mencegah delikuensi remaja. Jurnal Qori’ah, 9(1), 1-16.
Hurlock, E. B. (2012). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (Edisi 5). Jakarta: Erlangga.
Komalasari, G., Eka, W., & Karsih. (2011). Teori dan teknik konseling. Jakarta: Indeks.
Kpai.go.id. (2020, 10 Febuari). Catatan KPAI di Hardiknas: Kasus anak bully guru meningkat drastis. Diakses pada 11 Desember 2020, dari https://www.kpai.go.id/berita/sejumlah-kasus-bullying-sudah-warnai-catatan-masalah-anak-di-awal-2020-begini-kata-komisioner-kpai.
Mawardah, M. (2010). Hubungan antara regulasi emosi dengan kecenderungan perilaku bullying. Jurnal Ilmiah Psyche, 4(2), 55-106.
Mujiono. (2015). Hubungan kemampuan pengelolaan emosi dengan perilaku bullying siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kauman Tulungagung Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi (tidak diterbitkan). Kediri: Universitas PGRI Kediri.
Nursalim, M. (2013). Pengembangan media bimbingan dan konseling. Jakarta: Akademia Permata.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R D. (2015). Human development: Perkembangan manusia. Edisi 10 Jilid 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Republika.co.id. (2019, 12 Febuari). 21 persen anak sekolah di DIY masih alami perundungan. Diakses pada 19 September 2020, dari https://republika.co.id/berita/nasional/daerah/19/02/12/pmt27q383-21-persen-anak-sekolah-di-diy-masih-alami-perundungan.
Qonitatin, N., Widyawati, S., & Asih, G. Y. (2012). Pengaruh katarsis dalam menulis ekspresif sebagai intervensi depresi ringan pada mahasiswa. Jurnal Psikologi, 9(1), 21-32.
Sa’adah, M. A. (2016). Efektivitas pelatihan regulasi emosi untuk meningkatkan sikap anti bullying pada siswa SMP. Tesis (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Safaria, T., & Saputra, E. N. (2012). Manajemen emosi: Sebuah perubahan cerdas bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup anda. Jakarta: Bumi Aksara.
Santrock, J. W. (2012). Life span development: Perkembangan masa hidup. Edisi 11 Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Sarwono, S. W. (2010). Psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Press.
SEJIWA. (2008). Bullying mengatasi kekerasan di sekolah dan lingkungan sekitar anak. Jakarta: PT Grasindo.
Syahadat, Y. M. (2013). Pelatihan regulasi emosi untuk menurunkan perilaku agresi pada anak. Jurnal Psikologi Indonesia, 10, 20-36.
Tauvan, H. F. (2016). Hubungan antara regulasi emosi dan kontrol diri dengan perilaku bullying. Tesis (tidak diterbitkan). Bandung: Psikologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Umasugi, S. C. (2013). Hubungan antara regulasi emosi dan religiusitas dengan kecenderungan perilaku bullying pada remaja. Empathy, 2(1).
Widuri, E. L. (2010). Kepribadian big five dan strategi regulasi emosi ibu anak ADHD (Atenttion Deficit Hyperectivity Disorder). Jurnal Humanistik, 7(2), 124-137.
Wilton, M. M. M., Craig, W. M., & Pepler, D. J. (2000). Emotional regulation and display in classroom victims of bullying of affect, coping styles and relevant contextual factors. British Journal of Social Psychology, 9(2), 133-270.