SUBJECTIVE WELL-BEING MANTAN PEMULUNG YANG MENDAPATKAN BEASISWA MAGISTER
Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma
Indonesia
Abstract
Menjadi seorang pemulung bukanlah profesi yang diinginkan bagi setiap orang, bahkan profesi tersebut sering dipandang negatif oleh masyarakat pada umumnya. Meskipun sering dipandang negatif, faktanya diantara para pemulung tersebut ada yang sukses meraih cita-citanya, dengan bermodalkan semangat dan optimisme yang merupakan afek positif dari subjective well-being (SWB) pemulung tersebut bertekad untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran SWB dan faktor-faktor yang mempengaruhi SWB pada mantan pemulung yang mendapatkan beasiswa magister. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi. Subjek dalam penelitian ini adalah mantan pemulung yang berusia 24 tahun. Hasil dari penelitian ini menjelaskan subjek memiliki subjective well-being yang baik yaitu subjek dapat menerima kondisi masa lalunya yang pernah bekerja sebagai pemulung, subjek mengevaluasi masa lalunya dengan cara berpikir positif, hal ini sesuai dengan pendekatan top down theories dari subjective well-being. Gambaran subjective well-being yang ada pada subjek adalah subjek memiliki rasa bangga pernah bekerja sebagai pemulung, keyakinan, optimisme dalam memandang masa depannya, subjek juga memiliki harapan untuk bisa membahagiakan keluarga terutama ibu. Selain itu penghasilan, keyakinan religius, pendidikan & semangat kerja mempengaruhi subjective well-being pada diri subjek.
Kata Kunci: Subjective Well-Being, Pemulung, Beasiswa.