HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECANDUAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL
Abstract
Hadirnya situs jejaring sosial semakin mempermudah penggunanya untuk
berkomunikasi secara virtual. Kemudahan yang diberikan melalui situs jejaring sosial
disadari dapat memenuhi kebutuhan akan kehidupan sosial individu. Namun akan
menjadi masalah apabila penggunaan situs jejaring sosial dilakukan secara terus-menerus dan berlebihan hingga berdampak negatif pada kehidupan individu, seperti
kecanduan situs jejaring sosial. Salah satu hal yang diduga menyebabkan individu
dewasa awal mengalami kecanduan situs jejaring sosial adalah keterampilan sosial
yang rendah. Situs jejaring sosial, secara tidak langsung dapat menjadi sarana bagi
individu yang memiliki keterampilan sosial yang rendah dan mengalami kesulitan
dalam menjalin hubungan sosial secara face to face menjadi beralih ke dunia maya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti adanya hubungan antara keterampilan
sosial dan kecanduan jejaring sosial pada masa dewasa awal. Metode yang digunakan
yaitu metode kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 200 orang. Pengambilan
sampel terhadap subjek penelitian menggunakan metode non random sampling.
Berdasarkan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi
Spearman (1-tailed) diketahui nilai koefisien korelasi sebesar r = -0,167 dengan nilai
signifikansi sebesar 0.009 (p<0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
diterima, yang artinya adanya hubungan antara keterampilan sosial dan kecanduan
jejaring sosial pada masa dewasa awal dengan arah hubungan negatif, dimana semakin
tinggi keterampilan sosial yang dimiliki seseorang maka semakin rendah kecanduan
situs jejaring sosial, dan sebaliknya apabila semakin rendah keterampilan sosial yang
dimiliki seseorang maka semakin tinggi kecanduan situs jejaring sosial.
berkomunikasi secara virtual. Kemudahan yang diberikan melalui situs jejaring sosial
disadari dapat memenuhi kebutuhan akan kehidupan sosial individu. Namun akan
menjadi masalah apabila penggunaan situs jejaring sosial dilakukan secara terus-menerus dan berlebihan hingga berdampak negatif pada kehidupan individu, seperti
kecanduan situs jejaring sosial. Salah satu hal yang diduga menyebabkan individu
dewasa awal mengalami kecanduan situs jejaring sosial adalah keterampilan sosial
yang rendah. Situs jejaring sosial, secara tidak langsung dapat menjadi sarana bagi
individu yang memiliki keterampilan sosial yang rendah dan mengalami kesulitan
dalam menjalin hubungan sosial secara face to face menjadi beralih ke dunia maya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti adanya hubungan antara keterampilan
sosial dan kecanduan jejaring sosial pada masa dewasa awal. Metode yang digunakan
yaitu metode kuantitatif. Sampel penelitian ini berjumlah 200 orang. Pengambilan
sampel terhadap subjek penelitian menggunakan metode non random sampling.
Berdasarkan analisa data yang dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi
Spearman (1-tailed) diketahui nilai koefisien korelasi sebesar r = -0,167 dengan nilai
signifikansi sebesar 0.009 (p<0.05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hipotesis
diterima, yang artinya adanya hubungan antara keterampilan sosial dan kecanduan
jejaring sosial pada masa dewasa awal dengan arah hubungan negatif, dimana semakin
tinggi keterampilan sosial yang dimiliki seseorang maka semakin rendah kecanduan
situs jejaring sosial, dan sebaliknya apabila semakin rendah keterampilan sosial yang
dimiliki seseorang maka semakin tinggi kecanduan situs jejaring sosial.