HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN PENERIMAAN DIRI PADA MASYARAKAT MISKIN
Abstract
Kesejahteraan, kenyamanan hidup dan kesetaraan hidup dalam segi moril dan iman
sangatlah di harapkan oleh setiap orang. Tetapi tidak dapat dirasakan untuk seseorang
yang mengalami kemiskinan dengan pendapat rendah yang sebagian besar
kehidupannya di rasakan dengan kerja keras lebih tanpa hasil yang memadai untuk
kesejahteraannya. Religiusitas yang berada pada hati dan diri tiap individu merupakan
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seorang individu untuk memperkuat
imannya. Apabila religiusitas juga di bantu dengan faktor internal lainnya seperti
penerimaan diri, dimana masyarakat miskin menerima keadaan bahwa dirinya miskin.
Maka, seseorang yang mengalami kemiskinan dengan pendapatan rendah yaitu dimana
warga tersebut diharuskan mencari nafkah untuk dirinya dan keluarga dapat berpikir
positif lebih dari pada seseorang yang tidak di dukung dengan religiusitas dan
penerimaan diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
hubungan religiusitas dengan penerimaan diri pada masyarakat miskin. Partisipan
masyarakat miskin berdomisili di Depok, RT 002 RW 019 Kecamatan Pancoran Mas,
Kelurahan Depok, Kampong Lio Depok. Teknik pengambilan sample penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah total partisapan 30, yang
berkarakteristik laki-laki dan perempuan dengan umur yang berusia 20-80 tahun.
Penggunaan alat ukur dalam penelitian ini yaitu skala religiusitas dan skala
penerimaan diri. Penganalisisan data dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi
product moment pearson. Uji hipotesis memperoleh signifikansi dengan p= 0,721 (p >
0,05), dan nilai r= -0,068, dengan ini berarti bahwa hipotesis ditolak. Hal ini
menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara religiusitas dengan penerimaan diri
pada warga miskin.