ANALISIS KELAYAKAN SETELAH PAJAK DENGAN EMPAT METODE PENGEMBALIAN PINJAMAN PADA PROYEK HOTEL DI KOTA BALI
Abstract
Salah satu tujuan pariwisata di Indonesia yang mengacu kepada UU No. 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan rakyat terutama di sekitar daerah pariwisata tersebut. Terkait trend
wisatawan yang meningkat, maka diperlukan akomodasi/tempat menginap yang
berkualitas sesuai dengan harapan wisatawan yaitu hotel. Kepemilikan hotel oleh
pemodal dari luar negeri akan menyebabkan kebocoran pendapatan di bidang
pariwisata yang menyebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis metode pengembalian
pinjaman pada analisis kelayakan proyek dari salah satu Proyek Hotel di Kota Bali
sehingga didapatkan hasil yang optimal dan dapat menarik pemodal dalam negeri
untuk mendominasi pariwisata negeri kita terutama dalam hal kepemilikan hotel.
Dalam suatu analisis kelayakan proyek, terdapat 7 aspek yang harus
dipertimbangkan, yaitu aspek pasar, aspek lingkungan, aspek sosial dan kultur,
aspek legal, aspek teknis, aspek manajemen dan operasional, serta aspek finansial.
Dari tinjauan 7 aspek ini, diketahui hasil berupa jumlah pendapatan dan biaya
pengeluaran yang akan digunakan dalam analisis kelayakan. Analisis kelayakan
dilakukan dengan memperhitungkan pengaruh tingkat okupansi/jumlah pengunjung
hotel dan pengaruh metode pengembalian pinjaman berdasarkan metode NPV dan
IRR. Metode analisisnya akan dimulai dari analisis kelayakan sebelum pajak
terlebih dahulu dan didapatkan masa investasi selama 13 tahun pada tingkat
okupansi 55% agar proyek menjadi layak. Pengaruh tingkat okupansi dan masa
investasi ini kemudian digunakan untuk analisis kelayakan setelah pajak beserta
dengan besarnya pinjaman pokok, suku bunga pinjaman sebesar 15%, pajak
pendapatan, dan depresiasi. Pada analisis kelayakan setelah pajak akan digunakan
4 cara pengembalian pinjaman dan penurunan depresiasi menggunakan metode
garis lurus. Metode yang paling optimal atau menarik adalah cara 4 yaitu
pembayaran pokok pinjaman dan bunganya pada akhir periode n (masa investasi)
karena NPV ATCF yang didapatkan lebih besar daripada cara pembayaran
pinjaman lain.