KARAKTERISTIK RUMAH PERISTIRAHATAN KOLONIAL BELANDA DI KALIURANG
Abstract
Kawasan Kaliurang merupakan kawasan yang memiliki warisan budaya peninggalan
masa penjajahan Belanda yaitu kawasan peristirahatan yang didirikan oleh orangorang
Eropa. Rumah peristirahatan ini mulai ada sekitar awal abad ke-20 oleh
sejumlah ahli geologi Belanda yang mencari lokasi peristirahatan yang sesuai di
daerah dataran tinggi dan menemukan kawasan Kaliurang dan memikat mereka untuk
membangun rumah peristirahatan, pada saat itu sekitar 30 bungalow yang dibangun.
Dalam upaya pelestarian peninggalan masa lalu ini, maka penelitian ini difokuskan di
kawasan peristirahatan kolonial di Tlogo Nirmolo sebagai objek penelitian untuk
mengetahui karakteristik kawasan dan pengembangan yang sesuai dengan kondisi
setempat. Lokasi penelitian berada di dusun Kaliurang tepatnya ± 30 km di bagian
utara kota Yogyakarta, termasuk dalam wilayah Kelurahan Hargobinagun, Kecamatan
Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif yang diharapkan dapat diperoleh masalah-masalah yang muncul di
lapangan kemudian dilakukan pengumpulan data dengan melakukan survei primer yaitu
melakukan observasi langsung dan mengidentifikasi beberapa rumah peristirahatan
kolonial di Kaliurang yang masih ada dan pencarian literature terkait dengan rumah
peristirahatan Kaliurang. Sitem analisis dilakukan beberapa langkah yang pertama
pengolahan data hasil survei lapangan dan studi literature, langkah ke dua adalah
melakukan analisis berdasarkan hasil olah data kemudian dikaitkan dengan teori dan
aturan sebuah rumah peristirahatan sehingga diperoleh kesimpulan sementara tentang
gambaran dan karakteristik rumah peristirahatan kolonial Belanda di Kaliurang, tahap
ke tiga adalah menyimpulkan dari analisis terkait dengan karakteristik rumah
peristirahatan dan tingkat perubahan pada saat ini yang menuntut akan kebutuhan
fasilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah diperoleh suatu gambaran karakteristik
rumah peristirahatan Kolonial di kawasan Kaliurang sehingga dapat dijaga
kelestariannya dapat sebagai acauan dalam membuat sebuah rumah peristirahatan di
daerah pegunungan.
masa penjajahan Belanda yaitu kawasan peristirahatan yang didirikan oleh orangorang
Eropa. Rumah peristirahatan ini mulai ada sekitar awal abad ke-20 oleh
sejumlah ahli geologi Belanda yang mencari lokasi peristirahatan yang sesuai di
daerah dataran tinggi dan menemukan kawasan Kaliurang dan memikat mereka untuk
membangun rumah peristirahatan, pada saat itu sekitar 30 bungalow yang dibangun.
Dalam upaya pelestarian peninggalan masa lalu ini, maka penelitian ini difokuskan di
kawasan peristirahatan kolonial di Tlogo Nirmolo sebagai objek penelitian untuk
mengetahui karakteristik kawasan dan pengembangan yang sesuai dengan kondisi
setempat. Lokasi penelitian berada di dusun Kaliurang tepatnya ± 30 km di bagian
utara kota Yogyakarta, termasuk dalam wilayah Kelurahan Hargobinagun, Kecamatan
Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah
metode deskriptif yang diharapkan dapat diperoleh masalah-masalah yang muncul di
lapangan kemudian dilakukan pengumpulan data dengan melakukan survei primer yaitu
melakukan observasi langsung dan mengidentifikasi beberapa rumah peristirahatan
kolonial di Kaliurang yang masih ada dan pencarian literature terkait dengan rumah
peristirahatan Kaliurang. Sitem analisis dilakukan beberapa langkah yang pertama
pengolahan data hasil survei lapangan dan studi literature, langkah ke dua adalah
melakukan analisis berdasarkan hasil olah data kemudian dikaitkan dengan teori dan
aturan sebuah rumah peristirahatan sehingga diperoleh kesimpulan sementara tentang
gambaran dan karakteristik rumah peristirahatan kolonial Belanda di Kaliurang, tahap
ke tiga adalah menyimpulkan dari analisis terkait dengan karakteristik rumah
peristirahatan dan tingkat perubahan pada saat ini yang menuntut akan kebutuhan
fasilitas. Tujuan dari penelitian ini adalah diperoleh suatu gambaran karakteristik
rumah peristirahatan Kolonial di kawasan Kaliurang sehingga dapat dijaga
kelestariannya dapat sebagai acauan dalam membuat sebuah rumah peristirahatan di
daerah pegunungan.