KAJIAN AWAL HIBRIDISASI TOYOTA SOLUNA DENGAN KONFIGURASIPARALLEL HEV
Abstract
Kebutuhan akan energy yang terus meningkat dan harga minyak dunia yang makin
melambung serta perubahan iklim dengan pemanasan global menjadi perhatian dunia,
akhir-akhir ini. Oleh karenanya diperlukan suatu metode baru sektor transportasi yang
tidak bergantung pada bahan bakar fosil. Dengan naiknya pertumbuhan kendaraan
penumpang di indonesia yang masih konvensional, maka konversi ke sistem dual yang
menggabungkan energi berbahan bakar minyak dengan energi alternatif menjadi solusi
yang cermat untuk antisipasi cadangan energi yang terbatas disamping reduksi emisi gas
buang. Pada penelitian ini hibridisasi kendaraan konvensional ICEdielaborasi.
Kendaraan Toyota Soluna 1.5Xli tahun 2003 digunakan sebagai kendaraan donor.
Derajat hibridisasi yang dilakukan merupakan Full Hybrid dengan topologi parallel dan
konfigurasi terpisah (penggerak listrik ditempatkan di bagianbelakang kendaraan).
Dengan melakukan analisiskebutuhan daya pada berbagai kecepatan maka pemilihan
motor listrik dan pemilihan battery dapat ditentukan. Hasil analisis menunjukkan
kendaraan dapat menempuh kecepatan 60 km/h dengan jarak tempuh 40 km untuk
pengisian battery.
melambung serta perubahan iklim dengan pemanasan global menjadi perhatian dunia,
akhir-akhir ini. Oleh karenanya diperlukan suatu metode baru sektor transportasi yang
tidak bergantung pada bahan bakar fosil. Dengan naiknya pertumbuhan kendaraan
penumpang di indonesia yang masih konvensional, maka konversi ke sistem dual yang
menggabungkan energi berbahan bakar minyak dengan energi alternatif menjadi solusi
yang cermat untuk antisipasi cadangan energi yang terbatas disamping reduksi emisi gas
buang. Pada penelitian ini hibridisasi kendaraan konvensional ICEdielaborasi.
Kendaraan Toyota Soluna 1.5Xli tahun 2003 digunakan sebagai kendaraan donor.
Derajat hibridisasi yang dilakukan merupakan Full Hybrid dengan topologi parallel dan
konfigurasi terpisah (penggerak listrik ditempatkan di bagianbelakang kendaraan).
Dengan melakukan analisiskebutuhan daya pada berbagai kecepatan maka pemilihan
motor listrik dan pemilihan battery dapat ditentukan. Hasil analisis menunjukkan
kendaraan dapat menempuh kecepatan 60 km/h dengan jarak tempuh 40 km untuk
pengisian battery.