Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Indramayu Dengan Metode Gyssens

Sabrina Aisyah Putri
Universitas Gunadarma
Indonesia
Dina Melia Oktavilantika
Universitas Gunadarma
Indonesia

Abstract

Demam tifoid merupakan penyakit endemis yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Terapi antibiotik diperlukan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dengan prinsip terapi yang rasional guna menghindari terjadinya resistensi antibiotik, kematian, serta memperpanjang lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan antibiotik serta rasionalitas penggunaan antibiotik pada terapi demam tifoid. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan pengumpulan data secara retrospektif dan dianalisis secara deskriptif, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian kemudian di analisis menggunakan metode Gyssens dan di uji menggunakan teknik Chi-square menggunakan SPSS 26 version untuk melihat hubungan kriteria pasien dengan rasionalitas penggunaan antibiotik. Hasil penelitian didapatkan pola penggunaan antibiotik ialah antibiotik yang paling banyak digunakan sefotaksim sebanyak 40%, seftriakson sebanyak 33,8%, levofloksasin sebanyak 6,2%. Sebanyak 65 sampel pasien yang diteliti didapatkan sebanyak 55 pasien (84,6 %) mendapatkan pengobatan antibiotik yang rasional dan termasuk dalam kategori 0, sementara sisanya sebanyak 10 pasien (15,4 %) mendapatkan pengobatan yang tidak rasional meliputi kategori IIA sebanyak 3 pasien (4,6%), kategori IIB sebanyak 1 pasien (1,5%), kategori IIIA sebanyak 2 pasien (3,1%), kategori IIIB sebanyak 2 pasien (3,1%) dan kategori IVB sebanyak 2 pasien (3,1%). Nilai Chi-square di dapatkan usia memiliki hubungan terhadap pemilihan regimen antibiotik (p= 0,000b), dan pengujian LOS terhadap kerasionalan penggunaan antibiotik (p= 0,024b), lama pemberian antibiotik terhadap terhadap kerasionalan penggunaan antibiotik (p= 0,021b) dimana dapat disimpulkan bahwa terhadap hubungan yang signifikan antara LOS, lama pemberian antibiotik empiris terhadap kerasionalan penggunaan antibiotik.

Keywords
Antibiotik; Demam tifoid; Metode Gyssens; Pola penggunaan; Rasionalitas.
References

E. Febrina, P. Studi, P. Apoteker, F. Farmasi, and U. Padjadjaran, “Farmaka Farmaka,” J. Ilm. Medicam., vol. 1, no. 1, pp. 87–96, 2017, [Online]. Available: http://e-journal.unmas.ac.id/index.php/Medicamento/article/view/723/665.

Kementerian Kesehatan RI, “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik,” Permenkes RI, 2011. https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/pmk24062011.pdf

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat .2012. Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2012. [Online]. Available: https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2012/12_Profil_Kes.Prov.JawaBarat_2012.pdf

M. Fitria, “Persentase Kerasionalan Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Demam Tifoid Anak Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Tk.II Udayana Denpasar,” J. Ilm. Medicam., vol. 1, no. 1, pp. 26–32, 2015, [Online]. Available: http://e-journal.unmas.ac.id/index.php/Medicamento/article/view/723/665

Kementerian Kesehatan RI, Permenkes RI No. 8 Tahun 2015 tentang Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit, no. March. 2015. [Online]. Available: https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/114886/permenkes-no-8-tahun-2015.

P. Hidayati, E. Nansy, and Nurmainah, “Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Kasus Demam Tifoid Anak di Rumah Sakit Umum Bethesda Serukam Bengkayang Periode Januari 2013 - Desember 2015,” J. Untan, no. January 2013, pp. 1–10, 2015.

Nurvina, “Hubungan antara Sanitasi Lingkungan, Hygiene perorangan dan Karakteristik Individu dengan Kejadian Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.,” Universitas Negeri Semarang, 2013.

N. M. D. P. Dewi, R. K. Illahi, and D. Lyrawati, “Analisis Cost-Effectiveness Penggunaan Antibiotik Kloramfenikol , Seftriakson dan Sefiksim Sebagai Terapi Demam Tifoid Anak Cost - Effectiveness Analysis of Chloramphenicol , Ceftriaxone and Cefixime Use in Pediatric Thypoid Fever Patient,” Pharm. J. Indones., vol. 5, no. 1, pp. 53–59, 2019.

Hasnawati, F. Asdar, and Mahyudin, “FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA HARI RAWAT PASIEN DEMAM TIFOID DI RUANG RAWAT INAP RSUD PANGKEP | Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis,” Ilm. Keehatan Diagnosis, vol. 5, no. 5, pp. 586–593, 2014, Accessed: Aug. 01, 2022. [Online]. Available: http://www.ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/view/209

G. H. Rizka, E. Nansy, and R. Susanti, “Analisis Efektifitas Seftriakson Dan Sefotaksim Pada Pasien Rawat Inap Demam Tifoid Anak Di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak,” J. Farm., pp. 3–5, 2014, Accessed: Jul. 19, 2022. [Online]. Available: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfarmasi/article/view/16447/14266

I. G. A. N. D. Sukmawati, M. K. Adi Jaya, and D. A. Swastini, “Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Tifoid Rawat Inap di Salah Satu Rumah Sakit Pemerintah Provinsi Bali dengan Metode Gyssens dan ATC/DDD,” J. Farm. Udayana, vol. 9, no. 1, p. 37, 2020, doi: 10.24843/jfu.2020.v09.i01.p06.

J. M. Cyriac and E. James, “Switch over from intravenous to oral therapy: A concise overview,” J. Pharmacol. Pharmacother., vol. 5, no. 2, pp. 83–87, 2014, doi: 10.4103/0976-500X.130042.

M. Gilchrist and R. A. Seaton, “Outpatient parenteral antimicrobial therapy and antimicrobial stewardship: Challenges and checklists,” J. Antimicrob. Chemother., vol. 70, no. 4, pp. 965–970, Sep. 2014, doi: 10.1093/JAC/DKU517.

S. . Gunawan, Farmakologi dan Terapi, Kelima. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Therapeutik FKUI, 2007.

Mayaranti Wilsya, Yunilda Rosa, and Dian P.F., “Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Dalam Pengobatan Demam Tifoid Di Rumah Sakit X Tahun 2020,” J. Kesehat. J. Ilm. Multi Sci., vol. 11, no. 2, pp. 101–106, 2021, doi: 10.52395/jkjims.v11i2.330.

T. S. Tuloli and D. R. Moo, “The rationality of antibiotics therapy toward children with typhoid fever at M.M. Dunda hospital,” Asian J. Pharm. Clin. Res., vol. 11, no. 7, pp. 185–188, 2018, doi: 10.22159/ajpcr.2018.v11i7.25631.

Diany Astuti and Yuli Nurhayati, “Evaluasi Kualitatif Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Anak Dengan Metode Gyssens Di Rsud Karawang,” Pharma Xplore J. Ilm. Farm., vol. 4, no. 1, pp. 297–302, 2019, doi: 10.36805/farmasi.v4i1.620.

A. W. Febrianto, A. Mukaddas, and I. Faustine, “Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (ISK) di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu Tahun 2012,” Online Jurnal of Natural Science, 2013. http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/ejurnalfmipa/article/view/1863/1180 (accessed Jul. 24, 2022).

Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Pengendalian Demam Tifoid. Jakarta, 2006. [Online]. Available: https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/kmk3642006.pdf

J. Rufaie, “Evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid rawat inap di RSU Muhammadiyah Malang tahun 2019,” Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2021. [Online]. Available: http://etheses.uin-malang.ac.id/25129/1/17930089.pdf

G. A. Rao et al., “Azithromycin and levofloxacin use and increased risk of cardiac arrhythmia and death,” Ann. Fam. Med., vol. 12, no. 2, pp. 121–127, 2014, doi: 10.1370/afm.1601.

N. Heltiani, I. Desmiany Duri, and N. Ramadani, “Analisis Average Length Of Stay Pasien Typhoid Fever di RSUD Harapan Doa Kota Bengkulu,” Manaj. Inf. Kesehat., pp. 1–15, 2020, [Online]. Available: http://ojs.stikessaptabakti.ac.id/index.php/jmis/article/download/274/197

Kementerian Kesehatan RI, “Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2406/MENKES/PER/XII/2011,” 2011.

Information
PDF
1347 times PDF : 2406 times