DAMPAK REVITALISASI KAWASAN TRADISIONAL PADA SISTEM SOSIAL BUDAYA SUKU DANI DI KABUPATEN JAYAWIJAYA, PROVINSI PAPUA
Jurusan Arsitektur, Universitas Sains dan Teknologi Papua
Indonesia
Abstract
Perkembangan pembangunan yang telah terjadi selama dua dekade lalu sering dilaksanakan hanya didasarkan atas pertimbangan ekonomi dan fungsi kawasan. Kecenderungan yang lebih dominan yaitu mengabaikan pertimbangan nilai tradisi dan sejarah. Terjadinya pergeseran terhadap nilai-nilai sosial dan budaya seiring dengan fenomena global yaitu lebih mengedepankan nilai manfaat ekonomi/finansial. Revitalisasi yang dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum melalui Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) Papua pada Kawasan Permukiman Tradisional di Kampung Waisaput Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua pada tahun 2010, merupakan upaya merubah tempat agar dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai. Yang dimaksud dengan fungsi yang lebih sesuai adalah kegunaan yang tidak menuntut perubahan drastis, atau yang hanya memerlukan sedikit dampak minimal. Dampak revitalisasi pada sistem sosial budaya suku Dani akan dikaji dengan menggunakan teori fungsionalisme Malinowski untuk melihat fungsi kebudayaan terhadap kebutuhan manusia. Penggunaan teori rumah tradisional untuk memberi gambaran bagaimana bentuk rumah tradisional disatu kawasan dan budaya bisa berbeda. Bila dilakukan revitalisasi apakah dapat meningkatkan nilai sosial budaya penghuninya, bila ya, maka apa langkah yang perlu diperhatikan agar dapat diterapkan pada kegiatan lain untuk meningkatkan mutu pembangunan masyarakat tradisional dalam bermukim. Penelitian ini bertujuan memberi gambaran apa dampak program pemerintah (dalam hal ini revitalisasi kawasan tradisional oleh Kementrian Pekerjaan Umum) terhadap perubahan pada sistem kebudayaan orang Dani dilihat dari perspektif teori fungsionalisme dan teori rumah tradisional.