APLIKASI NERACA AIR UNTUK MENENTUKAN BULAN BASAH DAN KERING DI KOTA PALEMBANG

Ari Sugiarto
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor
Indonesia
Yuli Suharnoto
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor
Indonesia
Allen Kurniawan
orcid
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor
Indonesia

Abstract

Ketersediaan air di suatu wilayah dapat digambarkan dengan analisis neraca air. Prinsip analisis ini berdasarkan ketersediaan air hujan setelah dikurangi kehilangan air dari proses evapotranspirasi. Berdasarkan deskripsi tersebut, studi ini bertujuan untuk menentukan bulan basah dan kering di Kota Palembang menggunakan analisis neraca air dari data curah hujan dan evapotranspirasi. Studi ini menggunakan data selama 10 tahun terakhir (2010-2019) diperoleh dari dua stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Kenten dan Sultan Mahmud Badaruddin II) di Kota Palembang. Proyeksi nilai evapotranspirasi menggunakan model Penman-Monteith. Tahapan analisis meliputi akumulasi dan polinomial orde 6, penurunan, dan pengurangan dari curah hujan dan evapotranspirasi. Hasil analisis data iklim dari stasiun Kenten menunjukkan rata-rata bulan basah dalam 10 tahun terakhir terjadi pada 1-166 dan 273-365 J-day, sedangkan bulan kering terjadi pada 167-272 J-day. Analisis data iklim dari Stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II menunjukkan bulan basah terjadi pada 1-161 dan 284-365 J-day, sedangkan bulan kering tejadi pada 162-283 J-day. Analisis data dari stasiun Sultan Mahmud Badaruddin II menunjukkan waktu bulan basah yang lebih pendek dan bulan kering yang lebih panjang 15 hari dibanding Stasiun Kenten. Namun, kedua hasil dari stasiun tersebut menunjukkan bahwa bulan basah di Kota Palembang terjadi pada awal Januari hingga pertengahan Juni dan awal Oktober hingga akhir Desember, sedangkan bulan kering terjadi pada pertengahan Juni hingga awal Oktober.

Keywords
Bulan Basah dan Kering; Curah Hujan; Evapotranspirasi; Neraca Air; Palembang
References

Aldrian, E., & Djamil, Y. S. (2008). Spatio‐temporal Climatic Change of Rainfall in East Java Indonesia. International Journal of Climatology: A Journal of the Royal Meteorological Society, 28(4), 435-448.

Aliakbarkhania, Z. S., & Seyed, F. S. (2020). Evaluating of Eight Evapotranspiration Estimation Methods in Arid Regions of Iran. Agricultural Water Management, 239, 106243. doi:https://doi.org/10.1016/j.agwat.2020.106243

Allen, R., Pereira, L., Raes, D., & Smith, M. (1998). Crop Evapotranspiration-Guidelines for Computing Crop Water Requirements-FAO Irrigation and Drainage Paper 56. Rome: FAO.

BPS Kota Palembang. (2020). Kota Palembang Dalam Angka (Palembang Municipality in Figures) 2020. Palembang: BPS Kota Palembang.

Budipriyanto, A., Khoiri, M., Lestari, W., & Rahman, A. (2015). Study on water balance in Poteran–a small island in East Java, Indonesia. Procedia Engineering, 125, 236-242.

Chou, C., John, C. H., Chia, L, W., Chia, H. C., Yi, C. L., & Chia, J. L. (2013). Increase in the Range Between Wet and Dry Season Precipitation. Nature Geoscience, 6(4), 263-267.

Data Online Pusat Data Base-BMKG. (2015). Data Harian. Dipetik Desember 21, 2020, dari http://dataonline.bmkg.go.id/data_iklim

Easmus, D., O'grady, A., & Hutley, L. (2000). Dry Season Conditions Determine Wet Season Water Use in the Wet–Dry Tropical Savannas of Northern Australia. Tree Physiology, 20(18), 1219–1226.

Elliot, T., Javier, B. A., & Benedetto, R. (2020). Modelling the Relationships Between Urban Land Cover Change and Local Climate Regulation to Estimate Urban Heat Island Effect. Urban Forestry & Urban Greening, 50, 126650.

Marando, F., Elisabetta, S., Alessandro, S., Lina, F., & Fausto, M. (2019). Regulating Ecosystem Services and Green Infrastructure: Assessment of Urban Heat Island Effect Mitigation in the Municipality of Rome, Italy. Ecological Modelling, 392, 92-102. doi:https://doi.org/10.1016/j.ecolmodel.2018.11.011

Oldeman, L. R., Irsal, L., & Muladi. (1980). The agroclimatic maps of Kalimantan, Maluku, Irian Jaya and Bali, West and East Nusa Tenggara. Bogor, Indonesia: Contributions-Central Research Institute for Agriculture (Indonesia).

Renninger, H., & Nathan, P. (2010). Wet- vs. Dry-Season Transpiration in an Amazonian Rain Forest Palm Iriartea deltoidea. Biotropica, 42(4), 470-478.

Runtunuwu, E., & Syahbuddin, H. (2007). Perubahan Pola Curah Hujan dan Dampaknya Terhadap Potensi Periode Masa Tanam. Tanah dan Iklim, 26, 1-12.

Setiawan, B. (2020). A Simple Method to Determine Patterns of Wet and Dry Seasons. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 542(1), 012055. doi:https://doi.org/10.1088/1755-1315/542/1/012055

Sugiarto, A. (2018). Pengaruh Peningkatan Suhu Udara terhadap Laju Transpirasi Bibit Lansium domesticum Corr. Skripsi. Indralaya: Universitas Sriwijaya.

Tortarolo, G. M., VõÂctor, J. J., Manuel, M., Pierre, F., & Stephen, S. (2017). The Decreasing Range Between Dry- and Wet Season Precipitation Over Land and its Effect on Vegetation Primary Productivity. PloS one, 12(12), e0190304.

Van Wilgen, N., Goodall, V., Holness, S., Chown, S., & McGeoch, M. (2016). Rising temperatures and changing rainfall patterns in South Africa's national parks. International Journal of Climatology, 36(2), 706-721.

Information
PDF
1357 times PDF : 927 times
Article Tools



Email the author (##plugins.block.readingTools.loginRequired##)