TEKNOLOGI SIRKULASI AIR PERMUKAAN (SiAP) UNTUK MENGHAMBAT PERTUMBUHAN ALGA

Aditya Iwan Putro
Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan, Direktorat Bina Teknik Sumber Daya Air
Indonesia
Syarifah Saitun
Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan, Direktorat Bina Teknik Sumber Daya Air
Indonesia
Yuliya Mahdalena Hidayat
Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan, Direktorat Bina Teknik Sumber Daya Air
Indonesia

Abstract

Waduk, sebagai salah satu sumber daya alam, mempunyai potemsi strategis dan manfaat serbaguna baik secara ekologis maupun ekonomis. Kualitas air yang buruk berpotensi mengganggu fungsi utama suatu waduk dan mengancam keberlangsungan pengelolaan sumber daya air serta kerusakan lingkungan. Permasalahan yang terjadi di waduk blooming algae merupakan peningkatan populasi fitoplankton secara berlebihan karena kondisi nutrien yang tinggi pada lingkungan perairan. Pertumbuhan alga perlu dihambat karena alga hijau biru akan menutupi lapisan permukaan air atas sehingga mengganggu masuknya sinar matahari kedalam air menyebabkan kondisi air pada kedalaman tertentu unocsic (kekurangan oksigen) dan menyebabkan kadar sulfida dalam air akan meningkat. Salah satu metode untuk mengontrol dan mencegah ledakan populasi dari alga biru-hijau dalam badan air tanpa harus mengontrol masukan N dan P dengan menggunakan Sirkulasi Air Vertikal (SAV). SAV memutarkan air pada kedalaman di bawah batas daya tembus cahaya matahari menggunakan alat secchi depth. Saat ini, alat sirkulasi air di Indonesia masih menggunakan produksi luar negeri, dengan harga relatif mahal sehingga diperlukan pengembangan teknologi sirkulasi air vertical dengan produksi dalam negeri).  Hasil menunjukkan bahwa kinerja alat tersebut dapat menurukan tingkat eutrofikasi waduk sehingga pertumbuhan alga berkurang, selain itu parameter N dan P turun. Model fisik ini menghasilkan modifikasi alat sirkulasi dengan penggunaan bahan lokal, secara teknis alat ini memiliki kinerja lebih baik ditunjukkan dengan peningkatan putaran motor dari 60 rpm menjadi 100 rpm, menambah jumlah panel surya menjadi empat buah, mengubah bentuk piringan menjadi modul yang bisa dibongkar pasang, serta peningkatan kecepatan aliran dari 22 L/det menjadi 24 L/det.

Keywords
Sirkulasi Vertikal; Blooming Algae, Modifikasi
References

Eko Winar Irianto dan R.W. Triweko. (2011). Eutrofikasi Waduk dan Danau : Permasalahan, Pemodelan dan Upaya Pengendalian. Pusat Litbang Sumber Daya Air.

Anggita Wahyuningtyas, H. C. (2016). Konsentrasi Nitrat dan Ortofosfat di Muara Sungai Banjir Kanal Barat dan Kaitannya dengan Kelimpahan Fitoplankton Harmful Alga Blooms (HABS). Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 40-48.

Eko Winar Irianto, R. W. (2010). Pengembangan Kriteria Status Mutu Ekosistem Danau Sebagai Bagian Dari Pengelolaan Terpadu Wilayah Sungai. Jurnal Teknik Hidraulik Vol. 1.

Hamzah, M. M. (2016). Status Mutu Air Waduk Jatiluhur dan Ancaman Terhadap Proses Bisnis Vital. Jurnal Sumber Daya Air, 47-60.

Makmur, M. (2008). Pengaruh Upwelling Terhadap Ledakan Alga (Blooming Algae) di Lingkungan Perairan Laut. Seminar Nasional Teknologi Pengolahan Limbah VI.

Pusair. (2012). Output Teknologi Pengendalian Eutrofikasi Waduk dengan Metode Sirkulasi Air. Bandung: Pusat Litbang Sumber Daya Air.

Pusair. (2017). Output Model Fisik Sirkulasi Vertikal Untuk Perbaikan Kualitas Air Waduk/Danau. Bandung: Puslitbang Sumber Daya Air.

Pusair. (2018). Output Model Fisik Pengembangan Teknologi Sirkulasi Untuk Perbaikan Kualitas Air dengan Menghambat Pertumbuhan Alga di Waduk/Danau. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.

Sulastri, A. A. (2004). Blooming Alga Dinoflagelata Ceratium Hirudinella di Waduk Karangkates, Malang, Jawa Timur. Oseonologi dan Limnologi di Indonesia, 52-67.

Information
PDF
2697 times PDF : 1932 times
Article Tools



Email the author (##plugins.block.readingTools.loginRequired##)