KONSEP ARSITEKTUR POST-MODERN DI FASAD BANGUNAN KASUS: TEATER TAMAN ISMAIL MARZUKI, CIKINI
Universitas Trisakti
Indonesia
Universitas Trisakti
Indonesia
Universitas Trisakti
Indonesia
Abstract
Kawasan Taman Ismail Marzuki merupakan Kawasan budaya pendidikan dan kesenian di Cikini yang memiliki nuansa bangunan kolonial yang kuat pada area sekitar Kawasan. Kawasan tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai Pusat Kesenian Jakarta. sebagai bangunan yang berada di wilayah Pusat Kesenian Jakarta, Terdapat permasalahan pada fasad bangunan teater Taman Ismail Marzuki seperti fasad bangunan kurang merepresentasikan arsitektur khas Jakarta. Konsep Arsitektur Post-Modern yang menerapkan elemen historis dan sifat modernisme dapat dikatakan sebagai solusi dalam menanggapi permasalahan yang terdapat pada Kawasan. Paper ini mengeksplorasi konsep post-modern yang dapat di terapkan di bangunan baru kawasan Taman Ismail Marzuki. Dalam pengumpulan data, metode kualitatif exploratif digunakan untuk mendapatkan elemen post-modern yang cocok untuk bangunan baru di Kawasan tersebut. Variabel yang digunakan terdiri dari atap, penggunaan material, pewarnaan, dan ornamentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atap post-modern pada kawasan Cikini dapat berupa atap arsitektur neoklasik yang berbentuk kubah yang memiliki keterkaitan elemen historis dengan arsitektur neoklasik zaman kolonial Belanda. Penggunaan material dan pewarnaan menggunakan material modern dalam selubung bangunan penggunaan material utama seperti penggunaan material bata hebel dan curtain wall kaca untuk menimbulkan unsur modernisme pada bangunan dan menggunakan pewarnaan putih dengan perpaduan warna terracotta untuk membawakan suasana historis bangunan peninggalan kolonial Belanda di Jakarta. Penggunaan ornamentasi pada bangunan seperti ornamentasi garis-garis horizontal pada kolom neoklasik kolonial Belanda dan list atap untuk memperkuat kesan historis yang terdapat pada bangunan.
Keywords
References
Adam, J., & R, R. S. (2014). Kajian Desain Fasad Baru Grand Royal Panghegar Bandung Dalam Perspektif Arsitektur Posmodern. Jurnal Reka Karsa, 1(4), 1–11. https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekakarsa/article/view/359.
Amiri, N. (2016). Modernism and Postmodernism in Architecture, an Emphasis on the Characteristics, Similarities and Differences. The Turkish Online Journal of Design, Art and Communication, 6(AGSE), 1626–1634. https://doi.org/10.7456/1060agse/044.
Estin, N., Antariksa, & Suryasari, N. (2016). Karakteristik Visual Bangunan Kolonial Belanda Di Jalan Pemuda Depok. Arsitektur E-Journal, 10(2), 52–59. https://www.researchgate.net/profile/Antariksa_Sudikno/publication/320614181_KARAKTERISTIK_VISUAL_BANGUNAN_KOLONIAL_BELANDA_DI_JALAN_PEMUDA_DEPOK/links/59f05532a6fdcce2096ddef6/KARAKTERISTIK-VISUAL-BANGUNAN-KOLONIAL-BELANDA-DI-JALAN-PEMUDA-DEPOK.pdf
Ginting, Y. U. U. B., & Pane, I. F. (2017). KAJIAN PERKEMBANGAN ARSITEKTUR POSTMODERN PADA BANGUNAN KOTA MEDAN. Jurnal Arsitektur Dan Perkotaan “KORIDOR,” 8 (1), 29–35. https://www.researchgate.net/publication/341406634_KAJIAN_PERKEMBANGAN_ARSITEKTUR_POSTMODERN_PADA_BANGUNAN_KOTA_MEDAN
Jamshidi, A., Kurumisawa, K., White, G., Nishizawa, T., Igarashi, T., Nawa, T., & Mao, J. (2019). State-of-the-art of interlocking concrete block pavement technology in Japan as a post-modern pavement. Construction and Building Materials, 200, 713–755. https://doi.org/10.1016/j.conbuildmat.2018.11.286
Karasozen, R. (2016). Experience of Post-Modern Historicist Architecture in Turkey. Procedia Engineering, 161, 1763–1767. https://doi.org/10.1016/j.proeng.2016.08.773
Laksawicaka, O. B., Setioko, B., & Setyowati, E. (2014). Gedung Bioskop Di Kota Semarang (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern). Imaji, 3(4), 537–544. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/imaji/article/download/6952/6676
Lubis, A. R., Kridarso, E. R., & Handjajanti, S. (2018). Konsep High – Tech Pada Gedung Teater Di Jakarta Objek Studi : Teater Jakarta , Taman Ismail Marzuki. 123–128. https://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/semnas/article/view/3363
Mankus, M. (2014). Manifestations of symbolism in architecture of postmodernism. Journal of Architecture and Urbanism, 38(4), 274–282. https://doi.org/10.3846/20297955.2014.998853
Mokoginta, F. (2016). Penerapan Konsep Arsitektur Post Modern Pada Pengembangan Bangunan Universitas Dumoga Di Kotamobagu. Daseng: Jurnal Arsitektur, 5(2), 184–192. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/daseng/article/view/14100
Nurhasanah, S., Arsitektur, J., & Teknik, F. (2019). Penerapan Gaya Arsitektur Modern pada Rancangan “ Pasteur Moderne Apartment ” di Bandung. Repository Jurnal Tugas Akhir Arsitektur, IV(3), 1–12. https://ars.itenas.ac.id/repository/index.php/repository-ta/article/view/478
Pawitro, U. (2010). Fenomena Post-Modernisme Dalam Arsitektur Abad Ke-21. Jurnal Itenas Rekayasa, 14(1), 40–48. https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekayasa/article/view/52/21
Putra, B. N., & Ridjal, A. M. (2017). Pelestarian Bangunan Kolonial Museum Fatahillah Di Kawasan Kota Tua Jakarta. Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Universitas Brawijaya, 5(1). http://arsitektur.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jma/article/view/338
Rahimi atani, S., Bazrafkan, K., & Raeisi, I. (2018). Intertextual Reading of Postmodern Architecture (Based on Historicist postmodern architecture and Deconstruction) TT -. Iust, 28(1), 15–24. https://doi.org/10.22068/ijaup.28.1.15
Serra, J., & Codoñer, Á. G. (2014). Color composition in postmodern western architecture. Color Research and Application, 39(4), 399–412. https://doi.org/10.1002/col.21814
Setyowati, M. (2019). Perkembangan Penggunaan Beton Bertulang Di Indonesia Pada Masa Kolonial (1901-1942). Berkala Arkeologi, 39(2), 201–220. https://doi.org/10.30883/jba.v39i2.468
Taplin, J., & McConigley, R. (2015). Advanced life support (ALS) instructors experience of ALS education in Western Australia: A qualitative exploratory research study. Nurse Education Today, 35(4), 556–561. https://doi.org/10.1016/j.nedt.2014.12.017
Utaberta, N., Handryant, A. N., & Mydin, M. A. O. (2015). Post Modern Cross Comparative Analysis on the Mosque Ornamentation in Malaysia: (A Case Study of Charles Jencks). Applied Mechanics and Materials, 747, 48–51. https://doi.org/10.4028/www.scientific.net/amm.747.48
Wang, Y., & Heynen, H. (2018). Transferring postmodernism to china: A productive misunderstanding. Architectural Theory Review, 22(3), 338–363. https://doi.org/10.1080/13264826.2018.1516680
Wulur, F. A., Kumurur, V. A., & Kaunang, I. R. B. (2015). Abstrak. Kota Manado adalah salah satu kota yang dibangun oleh kolonial Belanda. Pusat kegiatan. Sabua, 7(1), 371–382. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.