MAKNA TATA LETAK TIGA KELENTENG TERHADAP PECINAN PASAR LAMA DI KOTA TANGERANG (KELENTENG BOEN TEK BIO, BOEN SAN BIO DAN BOEN HAY BIO)

Ade Syoufa
Program Studi Arsitektur, Universitas Gunadarma
Indonesia
Edi Purwanto
Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Indonesia
Bangun Indrakusumo Radityo Harsritanto
orcid
Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Indonesia
Raziq Hasan
Program Studi Arsitektur, Universitas Gunadarma
Indonesia

Abstract
Pecinan Pasar Lama merupakan permukiman yang menjadi cikal bakal dari kota Tangerang. Etnis Tionghoa masuk ke wilayah Tangerang tahun 1407 yang dipimpin oleh Tje Tje Lung.  Perjanjian dengan Sanghyang Anggalarang menjadikan etnis Tionghoa mendapat sebidang tanah di sebelah timur sungai Cisadane yaitu Teluk Naga. Kedatangan etnis Tionghoa berikutnya pada saat terjadi pemberontakan etnis Tionghoa di Batavia, oleh pemerintah VOC disebar permukimannya dibeberapa wilayah Tangerang. Pecinan Pasar Lama yang terletak dilekukan sungai Cisadane, sekilas terlihat sama dengan pecinan lainnya yang berada di pinggir sungai. Namun pecinan Pasar Lama menjadi berbeda dengan adanya dua kelenteng pelengkap dari kelenteng Boen Tek Bio, yaitu Boen San Bio dan Boen Hay Bio yang memberikan makna bagi pecinan tersebut. Untuk mengetahui makna kelenteng–kelenteng tersebut bagi pecinan Pasar Lama maka diperlukan penggalian sejarah, budaya dan religi etnis Tionghoa. Penelitian ini adalah untuk mengetahui makna tata letak tiga kelenteng tua Boen Tek Bio, Boen San Bio dan Boen Hay Bio di kota Tangerang terhadap pecinan Pasar Lama. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan ethnografi, yaitu menguraikan sejarah dan budaya etnis Tionghoa di pecinan Pasar Lama dan tiga kelenteng tua tersebut. Hasil analisa menunjukkan bahwa pecinan Pasar Lama terbentuk dari pengharapan leluhur etnis Tionghoa sebelumnya yang menginginkan kemakmuran, keberuntungan dan pelestarian generasinya di tanah Tangerang ini, sedangkan makna dari tiga kelenteng yaitu, pengharapan leluhur etnis Tionghoa untuk etnis Tionghoa yang tinggal di pecinan pasar lama menjadi orang–orang yang memiliki keberuntungan, kemakmuran terbebas dari malapetaka dan memiliki nilai–nilai kebajikan yang setinggi gunung dan seluas samudera.
Keywords
Feng shui; Kelenteng; Makna; Pecinan
References

Creswell, J. W. (2014). Research Design Qualitative, Quantitavie and Mixed Methodes Approach. (J. Young, Ed.), SAGE Publication, Inc (Vol. 1). California: SAGE Publications Ltd.

Kusuma, H. (2019). Analisis Isi Analisis Data Teks Secara Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Ikatan Penliti lingkungan Binaan Indonesia IPLBI.

Erisca, N. (2008). Kelenteng Tanjung Kait (Tinjauan Arsitektural Dan Ornamentasi). universitas Indonesia, FiB.

Hadinoto. (1999). LINGKUNGAN “PECINAN” DALAM TATA RUANG KOTA DI JAWA.pdf, 27(1), 20–29.

Halim, W. (2011). Ziarah Budaya Kota Tangerang Menuju Masyarakat Berakhlakul Karimah (2nd ed.). Jakarta: Aura Citra.

Harijanto, A. (2010). Pedoman Feng Shui Eksterior. Surabaya: IFSOC (Pusat Informasi dan Konsultasi Seputar Feng Shui.

Herwiratno, M. (2007). Kelenteng : Benteng Terakhir Dan Titik Awal Perkembangan Kebudayaan Tionghoa Di Indonesia. Jurnal Lingua Cultura, 1(1), 78–86.

Indrokisworo, F. B. (2017). KAJIAN FENG SHUI BANGUNAN KELENTENG STUDI KASUS KELENTENG PONCOWINATAN YOGYAKARTA. e Journal Universitas Atma Jaya. Atma Jaya. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Muhadjir, N. (1996). METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF (III). Yogyakarta: Rakesarasin.

Nailufar, P. : N. N. (2018). Kota Tangerang dalam Catatan Sejarah. Retrieved from https://megapolitan.kompas.com/read/2018/02/28/09532151/kota-tangerang-dalam-catatan-sejarah?page=all

Novrizal, P., Purnomo, H. H., & Setiyati, G. Y. (2014). Makna Penerapan Elemen Interior Pada Bangunan Vihara Satya Budhi-Bandung. Jurnal Rekajiva, 02(01).

Prakosa, W. (2018). Feng Shui Untuk Arsitektur. depok: Universitas Gunadarma.

Salmon, C., & Lombard, D. (2003). KLENTENG - KLENTENG DAN MASYARAKAT TIONGHOA DI KOTA JAKARTA. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Lombard.

Sulistyo, B., & Anisa, M. (2012). PENGEMBANGAN SEJARAH DAN BUDAYA KAWASAN CINA BENTENG KOTA LAMA, TANGERANG. Planesa, 3(02).

Suliyati, T. (2011). Penerapan Feng Shui Pada Bangunan Kelenteng Di Pecinan Semarang. Jurnal Sabda, 6(1).

Suryatenggara, S. H. (2011). Kelenteng Boen Tek Bio Tangerang Kajian Arsitektural Skripsi.

Tatt, O. H. (1996). Simbolisme Hewan Cina. (H. Sudrajat, Ed.) (ke 2). Megapoin.

Thresnawaty S., E. (2015). Sejarah Sosial-Budaya Masyarakat Cina Benteng Di Kota Tangerang. Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 7(1), 49. https://doi.org/10.30959/patanjala.v7i1.83

Wibisana, Wahyu. (2016). Cinbeng Eksistensi Peranakan Tionghoa Tangerang. ( rita Astuti, Ed.) (pertama). Tangerang: Pustaka Klasik.

Information
PDF
1630 times PDF : 723 times
Article Tools



Email the author (##plugins.block.readingTools.loginRequired##)