PENGARUH AKULTURASI PADA MAKNA ORNAMEN BUNGA TERATAI DI MIHRAB MASJID SANG CIPTA RASA CIREBON
Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Gunadarma
Indonesia
Program Doktor Ilmu Arsitektur Universitas Diponegoro
Indonesia
Program Doktor Ilmu Arsitektur Universitas Diponegoro
Indonesia
Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Gunadarma
Indonesia
Abstract
Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang terletak di sisi barat alun-alun di depan Keraton Kasepuhan Cirebon merupakan salah satu masjid tertua yang ada di Pulau Jawa sebagai peninggalan dari bukti penyebaran agama Islam oleh para Walisongo di Pulau Jawa. Bukti fisik bangunan dari segi arsitektur mempunyai nilai simbolis dan historis dari pengaruh Islam di Cirebon. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif dengan menggunakan teori akulturasi dan makna pada elemen arsitektural berupa ornamentasi pada interior peninggalan bangunan masjid bersejarah. Dan secara arsitektural membahas masjid dengan pendekatan dari pengaruh akulturasi dari Hindu, Budha dan Islam terhadap ornament pada masjid, dengan demikian teori dan metodologi yang digunakan dapat menangkap fenomena akulturasi dalam arsitektur masjid ini melalui penelusuran masjid sebagai Peninggalan arsitektur islam dan dalam proses pengaruh budaya nusantara pada ornamentasi pada bangunan masjid. Analisis data mencakupi: (1) indentifikasi unsur artistik dari objek (seni hias Teratai pada Mihrab bangunan Masjid Agung Sang Cipta Rasa), konfigurasi elemen rupa dan bentuk, dan kaitannya dengan pengaruh dari Hindu-Budha-Mesir ; (2) tahap interpretasi makna ornamen, yaitu pengaruh akulturasi dengan pertimbangan berbagai gejala visual. Dapat dibuat kesimpulan bahwa memang dari tahun pembuatannya, Masjid Sang Cipta Rasa dibangun pada 1489 M, pada masa itua dalah masa peralihan masa pra-Islam ketika Jawa masih dikuasai Mataram Hindu ke masa Kerajaan Raja-raja Islam dengan persebaran agam Islam melalui para Walisongo di Pulau Jawa. Dimasa peralihan inilah masjid dibangun dengan toleransi kepada kebudayaan sekitar yaitu terlihat dengan masih adanya pengaruh Hindu Budha Mesir pada tampilan ornament bunga Teratai pada masjid ini.
Keywords
References
al Faruqi, Isma’il R, L. L. al F. (1992). The cultural Atlas of Islam. KUala Lumpur: Dewan bahada dan pustaka kementerian Pendidikan Malaysia.
Budi, B. S. (2015). Masjid Kuno Cirebon. IPLBI.
Capon, D. S. (1999). Le Corbusier’s Legacy. Baffins Lane, Chichester, West Sussex.: John Willey & Sons Ltd.
Cortesao, A. penyunting ed. revisi 2015. (n.d.). Suma oriental karya Tome Pires : Perjalanan dari Laut Merah ke Cina & buku Fransisco Rodrigues (A. Cortesao, Ed.). Yogyakarta: Ombak.
ElNashar, E., Zlatev, Z., & Ilieva, J. (2016). Textile patterns based on ancient egyptian ornaments. Applied Researches in Technics, Technologies and Education, 4(2), 92–104. https://doi.org/10.15547/artte.2016.02.002
Falah, W. A. (1996). “Tinjauan Konsepsi Seni Bangunan Istana Peninggalan asa Islam I Kesultanan Cirebon dalam Konteks Kesinambungan Budaya”,. In Cirebon Sebagai Bandar Jalur Sutra (p. 56). Jakarta: Depdikbud.
Hakim, A. (2011). Akulturasi Budaya Bangunan Masjid Tua Cirebon. Suhuf, 4(2), 289–314.
Haris, T. (2010). Masjid-masjid di Dunia Melayu Nusantara. Suhuf, 3(2), 279–307. https://doi.org/10.17269/cjph.107.5346
koentjaraningrat. (1990). beberapa pokok antropologi sosial.
Mudhofar Muffid. (2019). arsitektur khas Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon. Bandung: Yayasan Pelita Parahyangan.
Muffid, M., Supriyadi, B., & Rukayah, R. S. (n.d.). Konsep Arsitektur Jawa Dan Sunda Pada Masjid Agung. 65–70.
Natami, N. (2018). BANGUNAN INDUK MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA , KERATON KASEPUHAN CIREBON.
Renaldi, H. (2017). Fungsi-Makna-Bentuk Gereja Katedral Santo Petrus Bandung (Function-Meaning-Shape of the Church of St. Peter Cathedral of Bandung). Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 2017, A303–A310. https://doi.org/10.32315/sem.1.a303
Saebani, B. A. (2012). Pengantar Antropologi. Bandung: CV Pustaka Setia.
Supatmo. (2016). Keragaman Seni Hias Bangunan Bersejarah Masjid Agung Demak. Jurnal Imajinasi, X(2)(2), 107–120.
Suwardi Alamsyah P. (2010). SANG CIPTA RASA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT. 2(2), 172–190.
Ward, W. E. (1952). “The Lotus Symbol: Its Meaning in Buddhist Art and Philosophy.” The Journal of Aesthetics and Art Criticism JSTOR, 11, n, 135–146. wikipedia. (2015). Kota Cirebon.
Wikipedia. (2019). Walisongo. In wikipedia (pp. 1–8).
Yanuar Mandri. (2017). Ekspresi Majapahit dalam Ornamen Bangunan Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon. Proceeding Seminar Heritage IPLBI.