OPTIMASI JUMLAH ARMADA BUSWAY KORIDOR 7 DENGAN BIAYA MINIMUM PENGGUNA JASA
Program Studi Teknik Sipil Universitas Gunadarma
Indonesia
Program Studi Teknik Sipil Universitas Gunadarma
Indonesia
Abstract
Transjakarta busway merupakan ikon baru di DKI Jakarta. Sistem angkutan umum berbasis Bus Rapid Transit (BRT) yang berlaku di DKI Jakarta ini dioperasikan untuk memperbaiki sistem angkutan umum dan salah satu upaya pemerintah untuk mengurai kemacetan di DKI Jakarta. Adanya sistem angkutan massal yang cepat, aman, nyaman dan ekonomis diharapkan para pengguna kendaraan pribadi dapat beralih ke angkutan massal ini. Permasalahan utama pada angkutan massal ini salah satunya adalah waktu tunggu kedatangan bis diluar waktu antara yang diharapkan pada jam sibuk. Permasalahan ini terjadi di hampir semua koridor, termasuk koridor tujuh yang menghubungkan terminal Kp. Rambutan – Kp. Melayu. Analisis biaya minimum dapat menjadi acuan dalam mengoptimalkan jumlah armada. Biaya minimum pengguna jasa didapat dengan menjumlahkan biaya waktu tunggu dengan biaya pembebanan biaya operasonal. Penelitian ini hanya meninjau 5 periode selama pelayanan koridor dalam satu hari. Hasil analisis menunjukan bahwa pada periode jam sibuk (07.00 – 10.00) menghasilkan jumlah armada 45 bis dengan biaya minimum Rp. 1.969,-/pnp, sedangkan pada jam tidak sibuk jumlah armada operasi adalah 21 bis (05.00-07.00) dengan biaya minium Rp. 3.159,-/pnp. Sedangkan untuk jam puncak (17.00 – 18.00) jumlah armada yang dioperasikan 52 bus dengan biaya minimum sebesar Rp. 1.351,-/pnp dan jam tidak puncak (05.00 – 06.00) jumlah armada yang beroperasi 6 bus dengan biaya minimum pengguna jasa sebesar Rp. 9.124,-/pnp.
Keywords
References
Badan Litbang Departemen Perhubungan (2004). Kajian Penyelenggaraan Busway. Jakarta : Warta Penelitian Perhubungan.
Direktorat Bina Sistem Transportasi Perkotaan (BSTP) (2009). Laporan Akhir 2009 Perencanaan Teknis Pelayanan Angkutan Pemadu Moda di Wilayah Yogyakarta dan Surakarta. Jakarta: Departeman Perhubungan
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (2002). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum di Wilayah Perkotaan dalam Trayek Tetap dan Teratur. Jakarta :Departeman Perhubungan
Hendrickson, C.T. (1981). Travel Time and Value Relationship in Scheduled, Fixed Route Public Transportation, Transportation Research. 15A
Khisty, C. Jotindan B. Kent Lall (2005). Dasar-dasarRekayasaTransportasi. Jakarta :PenerbitErlangga
Kompas. (2010). Sterilisasi Jalur Busway. Link :http://megapolitan.kompas.com/read/2010/04/24/21223340/YLKI:.Sterilisasi.Jalur.Bus.html
LPM-ITB (1997). Model Pelatihan Study Kelayakan Proyek Transportasi. Bandung : ITB
Nariendra, Pradana dkk. (2009). Optimasi Jumlah Armada Berdasarkan Biaya Minimum Pengguna Jasa. Bandung : Institute Teknologi Bandung
Poskota (2013). Dua Perusahaan Berebut Armada Busway. Link : http://www.poskotanews.com/2013/07/30/dua-perusahaan-berebut-armada-busway/
Sarwono, Jonathan (2006). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta : ANDI
Sugiyono (2012). Statistika untuk Penelitian.Bandung :Alfabeta.
Transportation Analysis Guidance (TAG) (2012). Value of Time And Vehicle Operating Cost. Department for Transportation : London Link : http://www.dft.gov.uk/webtag/documents/expert/pdf/u3_5_6-vot-op-cost-120723.pdf
Transportation Research Board (2003). Bus Rapid Transit. Washington DC: Transit Cooperative Research Program