PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENANGANAN KERUSAKAN SITU DI KOTA DEPOK MENGGUNAKAN ANALYTIC HIERARCHY PROCES (AHP)
Program Studi Teknik Sipil Universitas Gunadarma
Indonesia
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi situ yang ada di kota Depok serta kegiatan antisipasi yang perlu dilakukan agar keberadaan situ berfungsi sesuai dengan mestinya. Adapun permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian ini meliputi:1) Berkurang situ yang terdapat di Kota Depok dari 31 situ menjadi 25 situ; 2) Menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya kerusakan situ; 3) Mendeteksi cara mengantisipasi agar tidak terjadi kerusakan situ. Penelitian ini dilakukan di beberapa situ di Kota Depok dengan menggunakan data sekunder berdasarkan data yang diperoleh dari Pemerintah Kota Depok serta data penunjang lainnya. Dalam mengolah data dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik AHP (Analytic Herarchy Process) yaitu sebuah kerangka untuk pengambilan keputusan dengan efektif atas permasalahan dengan menyederhanakan dan untuk mempercepat proses pengambilan keputusan . Maka dari penulisan ini dapat disimpulkan apabila biaya tersedia lebih besar, maka keputusan penanganan adalah dengan pengerukan, apabila urgenitas yang paling dipentingkan maka pembuatan tanggul merupakan penanganan yang diprioritaskan dan apabila waktu yang tersedia lebih banyak maka pembersihan gulma yang diprioritaskan.
Keywords
References
Haeruman, H. (1999). Kebijaksanaan Pengelolaan Danau dan Waduk Ditinjau dari Aspek Tata Ruang, Seminaloka Nasional Pengelolaan dan Pemanfaatan Danau dan Waduk. PPLH-LP. IPB.Bogor.
Hotib dan Suryadiputra (1998). Situ-situ di Jabotabek dan Permasalahannya. Warta Konservasi Lahan Basah. Vol. 7 (1): 6-7
Hadihardaja, Iwan K. (2004). Pemodelan Prioritas Pemanfaatan Potensi Air Situ Berbasis Konservasi Sumberdaya Air.Jurnal Teknik Sipil Vol.3.ITB.Januari
Martdianto R, Trihono Kadri (2012). Prioritas Penentuan Lokasi Waduk Pada Das Ciliwung Untuk Pengendalian Banjir Jakarta. J@TI Undip, Vol. VII, No.2 Mei 2012.
Myer. Ekosistem (1996). International Journal of Environmental Research Univesity Tehra, ISSN 1735-6865.EISSN 2008-2304, Vol.3, No.3, 2009,PP. 403-410 n.
Puspita et al. (2005). Lahan Basah Buatan di Indonesia. Bogor: Wetlands Internasional–Indonesia Programmer.
Pemkot Depok Diminta Tindak Tegas Industri Pencemar Situ Rawa Kalong, http://www.kompas.com/kompas-cetak/0401/03/utama/780093.htm
Putri, I.D.A.N. (2011). Penentuan Skala Prioritas Penanganan Jalan Kabupaten Bangli. Tesis. Program Pasca Sarjana Teknik Sipil. Universitas Udayana. Denpasar. Bali.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 28 Tahun 2009 tentang Metode Penentuan Daya Tampung Beban Pencemaran Air Danau dan/atau Waduk.
Rosariawari,F. (2010). Efektivitas Multivalen Metal Ions dalam Penurunan Kadar Phospat Sebagai Bahan Pembentuk Detergen. Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan. Vol. 2 No.1
Saaty. TL. (1993). Pengambilan keputusan – bagi para pemimpin: Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Liana S, Penerjemah; Kirti P, Editor;
Sharpley. AN, Chapra, S.C, Wedepohl.R, Sims.J.T, Daniel T.C, and Reddy K.R. (1994). Managing Agricultural Phosphorus for Protection of Surface Waters :Issues and Options. J. Environ.Qual. Vol. 23
Sharpley,AN. (2000). Agriculture and Phosporus Management : the Chesapeake Bay. CRC. Press. LLC. Boca Raton
Sugiono (2012). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung. Alfabetha. Suryono, T. Nomosatryo, S. dan Mulyana,E. 2008, Tingkat Kesuburan Danaudanau di Sumatra Barat dan Bali.
Saputro D.A, Lutfi Djakfar, Arif Rachmansyah (2011). Evaluasi Kondisi Dan Pengembangan Prioritas Penanganannya (Studi kasus Di Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang). Jurnal Rekayasa Sipil / vol. 5, No.2-2011.
Welch, P. S. (1952). Lymnologi. Mc. Graw – Hill Publication. New York.