AKULTURASI PADA FASAD RUMAH BETAWI Studi Kasus: Rumah Si Pitung di Marunda
Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Gunadarma
Indonesia
Abstract
Pembangunan yang meningkat pesat di Jakarta berdampak dengan semakin tergerusnya budaya lokal masyarakat setempat, yaitu masyarakat Betawi. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menetapkan beberapa kawasan sebagai cagar budaya Betawi, salah satunya adalah rumah si Pitung yang juga bagian dari kawasan museum kebaharian Jakarta situs Marunda. Dalam sejarahnya, kota Jakarta banyak didatangi oleh pendatang dari berbagai macam etnis sehingga terjadi akulturasi, yang juga terlihat di rumah Betawi. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui akulturasi pada fasad rumah Betawi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif naratif yaitu dengan cara memaparkan berbagai data survey terkait fasad rumah Betawi dan mengaitkannya dengan studi literatur. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat akulturasi pada fasad rumah si Pitung di Marunda, dengan pengaruh kebudayaan yang sangat beragam dari berbagai etnis lain, baik dari dalam Indonesia maupun luar Indonesia.
Keywords
References
Alamsyah, S (2009) Arsitektur Tradisional Rumah Betawi. Patanjala, vol.1 no.1, p.12-26 [versi online via ejurnal patanjala kemdikbud.go] [diakses pada 20 Juli 2019]
Agustin, D (2017) Kajian Fasade Rumah Tradisional Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo. Prosiding Seminar Heritage IPLBI, p.39-44 [versi online via seminar.iplbi.or.id] [diakses pada 25 Juli 2019]
Chaer, A (2015) Betawi Tempo Doeloe. Depok: Masup Jakarta
Denzin, N & Lincoln, Y (1998) Strategies For Qualitative Inquiry. California: Sage publications
Kbbi.web.id/akulturasi [diakses pada 22 Juli 2019]
Krier, R (1983) Elements Of Architecture. London: Academy Group Ltd [versi online via robkrier.de] [diakses pada 25 Juli 2019]
Swadarma, D. & Aryanto,Y. (2013) Rumah Etnik Betawi. Jakarta: Penebar Swadaya Grup
Id.m.wikipedia.org/wiki/Rumah_si_pitungJakarta.go.id/artikel/konten/3793/pitung-si