DETEKSI DINI PERTUMBUHAN REMAJA: PENCEGAHAN STUNTING DI YAYASAN DOMPET YATIM DAN DHUAFA, TANAH BARU, DEPOK
Universitas Gunadarma
Indonesia
Universitas Gunadarma
Indonesia
Universitas Gunadarma
Indonesia
Universitas Gunadarma
Indonesia
Abstract
Stunting adalah kondisi pertumbuhan terhambat pada balita akibat kekurangan gizi kronis, menyebabkan tinggi badan anak lebih pendek dari seharusnya. Dampaknya signifikan terhadap perkembangan anak. Pencegahan stunting perlu dilakukan pada anak usia sekolah (6-18 tahun) karena mereka berada di fase transisi menuju remaja. Pada periode ini, pertumbuhan pesat saat memasuki pubertas, kebiasaan ngemil, menstruasi, dan perhatian terhadap penampilan fisik berperan penting dalam kebutuhan gizi. Faktor lain seperti pengaruh teman, makanan jalanan, aktivitas tinggi, dan risiko penyakit menular juga berpengaruh. Pada 29 Januari 2022, sebuah kegiatan dilakukan di Pondok Pesantren Riyadhul Jannah, Kota Depok, untuk mendeteksi stunting pada 40 remaja di Yayasan Dompet Yatim dan Dhuafa. Kegiatan ini melibatkan pengukuran tinggi, berat badan, suhu tubuh, dan lingkar lengan atas. Hasilnya mengidentifikasi pertumbuhan yang kurang optimal pada sejumlah remaja, memungkinkan upaya intervensi dan peningkatan gizi yang tepat. Deteksi dini stunting pada anak sekolah merupakan langkah penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, mencegah masalah kesehatan dan perkembangan yang lebih serius di masa depan.
Keywords
References
Adistie, F., Lumbantobing, V., & Maryam, N. (2018). Pemberdayaan Kader Kesehatan Dalam Deteksi Dini Stunting dan Stimulasi Tumbuh Kembang pada Balita. Media Karya Kesehatan, 1(2), 173–184. https:/ /doi.org/ 10.24198/ mkk.v1i2.18863
Atmarita, Yuni Zahrani, Bappenas. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) Di Indonesia Jakarta
Dorsey, J. L., Manohar, S., Neupane, S., Shrestha, B., Klemm, R. D. W., & West, K. P. (2018). Individual, Household, And Community Level Risk Factors of Stunting In Children Younger Than 5 Years: Findings From A National Surveillance System In Nepal. Maternal and Child Nutrition, 14(1), 1–16. https://doi.org/10.1111/mcn.12434. 5.
Hall, C., Bennett, C., Crookston, B., Dearden, K., Hasan, M., Linehan, M.,West, J. (2018). Maternal knowledge of stunting in rural Indonesia. International Journal of Child Health and Nutrition, 7(4), 139–145. https://doi.org/10.6000/1929- 4247.2018.07.04.2 6.
Jawaldeh, A. Al, Doggui, R., Borghi, E., Aguenaou, H., Ammari, L. El, Abul-Fadl, A., & McColl, K. (2020). Tackling Childhood Stunting in the Eastern Mediterranean Region in the Context of COVID-19. Children, 7(11), 239. https://doi.org/10.3390/children7110239
Kusumawati, E., Rahardjo, S., & Sari, H. (2015). Model Pengendalian Faktor Risiko Stunting pada Anak Usia di Bawah TigaTahun. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 9(3), 249–256.
Mitra, M. (2015). Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan). Jurnal Kesehatan Komunitas, 2(6), 254–261. https://doi.org/10.25311/jkk.vol2.iss 6.85
Paramashanti, B., Paratmanitya, Y., & Marsiswati, M. (2017). Individual dietary diversity is strongly associated with stunting ininfants and young children. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 14(1),
https://doi.org/10.22146/ijcn.15989
Probosiwi, H., Huriyati, E., & Ismail, D. (2017). Stunting dan perkembangan anak usia 12-60 bulan di Kalasan. Journal ofCommunity Medicine and Public Health, 33(11), 1141–1146
Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan RI 3. Buku Saku Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SIGI) Kabupaten atauKota. Jakarta: Kemenkes RI 4.
Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2018). Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI, 56.https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Riskesdas. (2018). Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024. Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia
Subagyo, W., & Wahyuningsih, D. (2015). Peran Kader Dalam Memotivasi Ibu Balita Berkunjung Ke Posyandu. Soedirman Journal of Nursing, 10(3), 158–166