PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR PEJOMPONGAN II DENGAN METODE KONVENSIONAL

Yurista Vipriyanti, Heri Suprapto

Abstract


Air adalah sumber kehidupan dan menjadi indikasi utama adanya kehidupan di jagad
raya. Laju pertumbuhan penduduk yang tinggi di DKI Jakarta berdampak pada
kebutuhan air bersihnya. Bangunan pengolahan air merupakan wadah pengolahan air
baku menjadi air yang layak dikonsumsi dan kemudian didistribusikan ke masyarakat
sesuai dengan kawasan distribusi tempat pengolahan air tersebut. Dalam penulisan ini
akan direncanakan bangunan pengolahan air untuk daerah distribusi Instalasi
Pengolahan Air (IPA) Pejompongan II Jakarta. Metode yang digunakan adalah metode
konvensional. Proses perencanaan dimaksudkan untuk mendapatkan bangunan
pengolahan air yang mampu memenuhi kebutuhan air masyarakat pada 10 tahun
mendatang. Pada perencanaan ini, kebutuhan air untuk sektor domestik seperti rumah
tangga dan hidran umum, serta sektor non domestik. Bangunan pengolahan air yang
direncanakan dengan metode konvensional, bak koagulasi dilengkapi alat ukur
Thomson, bak flokulator dengan sistem baffle channel, penyaringan dengan sistem
saringan cepat pasir dan bak reservoir sementara. Bangunan pengolahan air yang
direncanakan sesuai dengan besarnya debit kebutuhan air masyarakat pada 10 tahun
mendatang adalah bak koagulasi dengan dimensi 9,6 m x 4,8 m. Sedangkan bak
flokulasi memiliki 3 kompartemen dengan lebar bak 46,35 m, 27,65 m dan 18,9 m.
Bangunan sedimentasi menggunakan plate settler pada settling zone dengan lebar 36,45
m, inlet dan outlet zone dengan lebar 5,12 m dan pelimpah didalamnya dengan dimensi
245,7 cm x 90 cm. Bangunan filtrasi direncanakan dengan ukuran 7 m x 7 m dengan
gutter selebar 50 cm dan reservoir berdimensi 31 m x 31 m dengan 4 kompartemen.

Full Text:

FULL PAPER