CANCEL CULTURE: DILEMA RUANG PUBLIK DAN KUASA NETIZEN

Novita Ika Purnamasari
Universitas Amikom Yogyakarta
Indonesia

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memahami tindakan cancel culture oleh netizen pada akun-akun media sosial artis atau influencer. Cancel culture merupakan fenomena seseorang dapat diprotes atau diboikot karena kesalahan masa lalu yang pernah diperbuat. Cancel culture menjadi bentuk sanksi tegas netizen pada public figure, namun dalam perkembangannya netizen justru memanfaatkan kemudahan teknologi dan kebebasan berekspresi dengan melakukan cancel pada sosok individu dan bukan menitikberatkan pada permasalahan. Melibatkan 3 akun media sosial Rachel Vennya, Ayu Ting-Ting dan Deddy Corbuzier, penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan teknik pengambilan data indepth interview serta melibatkan 6 orang informan.Temuan penelitian adalah informan melakukan cancel culture dengan menyoroti tindakan pelanggaran dan kesalahan yang diperbuat oleh artis dan bukan semata-mata karena kebencian pada sosok personalnya saja. Temuan ini sekaligus menunjukan kebaharuan bahwa informan yang yang memiliki latar belakang pengetahuan dan pendidikan cenderung akan mengkritisi terlebih dahulu permasalahan yang memicu tindakan cancelling. Tindakan cancel dipahami mereka sebagai bentuk kemampuan dan kuasa untuk secara bebas bertindak pada ruang public yang ada yaitu media sosial para artis baik dengan mengikuti maupun tidak mengikuti akun milik. Variasi cancel bermacam-macam, mulai dari memblokir, berhenti mengikuti akun media sosial para artis, mengunggah komentar dalam kolom komentar media sosial artis hingga meretweet kasus atau pemberitaan terkait artis yang bersangkutan.

Keywords
Cancel culture; media sosial; netizen; ruang publik
References

Bromwich, J. E. (2019). Everyone is cancelled. The New York Times. Diakses dari from: https://www.nytimes.com/2018/06/28/style/is-it-canceled.htm

org. Blacklist Ayu Ting-Ting dari dunia pertelevisian. Diakses dari https://www.change.org/p/ayu-ting-ting-blacklist-ayu-ting-ting-dari-dunia-pertelevisian

Dershowitz, Alan. (2020). Cancel Culture: The Latest Attack on Free Speech and Due Process. Diakses dari https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=njb-DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PT9&dq=cancel+culture&ots=mpturGAtZM&sig=YxAahs4J9LKOfO2hwkzM1NOGj1w&redir_esc=y#v=onepage&q=cancel%20culture&f=false 1 Mei 2022

Felaco, Cristiano, Nocerino, Jacopo, Jessica Parola, Roberta Tofani. (2021). I Correct or Canceling You: Political Correctness and Cancel Culture on Social Media -The Case of Twitter Communication in Italy. Diakses dari https://www.researchgate.net/publication/354996305,DOI: 10.4018/978-1-7998-8473-6.ch039

Gallina, Nicole. (2016). Political Culture in Eastern and Western Europe. The Role of Political Correctness. Diakses melalui (PDF) Political Culture in Eastern and Western Europe. The Role of Political Correctness (researchgate.net), DOI:13140/RG.2.1.5165.8002

Hooks, Austin Michael. (2020). Cancel Culture: Posthuman Hauntologies in Digital Rhetoric and Latent Values of Virtual Community Networks. Diakses melalui https://scholar.utc.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1835&context=theses

Huffman, Ethan M. (2016). Call-Out Culture: How Online Shaming Affects Social Media Participation in Young Adults, Gonzaga University, search.proquest.com/docview/1795577817/

Kesslen, Ben. (2019).The Canceling of James Charles: Beauty YouTuber Loses 3 Million Subscribers in a Weekend. NBC News, 13 May 2019, nbcnews.com/news/us-news/cancelling-james-charles-beauty-youtuber-loses-3-million-subscribers-weekend-n1005131

com. (2021). Muncul seruan Boikot Saipul Jamil. Diakses dari https://www.kompas.com/hype/read/2021/09/03/185754566/muncul-seruan-boikot-saipul-jamil-ini-alasannya

Korri E. Palmer. (2020). #Kancelkulture: An Analysis of Cancel Culture and Social Media Activism Through the Lens of Minority College Students. Ohio: The College of Wooster

Mueller, Thomas S. (2021). Blame, then shame? Psychological predictors in cancel culture behavior. Routledge Journal, DOI: https://doi.org/10.1080/03623319.2021.1949552

Nguyen, B. (2020). Cancel Culture on Twitter: The Effects of Information Source and Messaging on Post Shareability and Perceptions of Corporate Greenwashing. Wharton Research Scholars, 1–60. https://repository.upenn.edu/wharton_research_scholars/197

Norris, Pippa. (2021). Cancel Culture: Myth or Reality?. Diakses dari https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/00323217211037023

Pusat Riset Masyarakat dan Budaya. (2021). Cancel Culture: Dari Industri Hiburan Korea Selatan hingga Online Nationalism Indonesia. Diakses dari https://pmb.brin.go.id/cancel-culture-dari-industri-hiburan-korea-selatan-hingga-online-nationalism-indonesia/ pada 2 Juli 2022

Sailofsky, Daniel. (2020). Masculinity, cancel culture and woke capitalism: Exploring Twitter response to Brendan Leipsic’s leaked conversation. Canada: McGill University diakses melalui Masculinity, cancel culture and woke capitalism: Exploring Twitter response to Brendan Leipsic’s leaked conversation - Daniel Sailofsky, 2021 (sagepub.com), DOI: https://doi.org/10.1177%2F10126902211039768

Sossi, Dino. (2021). Can We Cancel “Cancel Culture?”. Diakses dari https://theconversation.com/can-we-cancel-cancel-culture-164666 pada 16 Juni 2022

Velasco, Joseph. (2020). You are Cancelled: Virtual Collective Consciousness and the Emergence of Cancel Culture as Ideological Purging. Diakses melalui (PDF) You are Cancelled: Virtual Collective Consciousness and the Emergence of Cancel Culture as Ideological Purging (researchgate.net), DOI: 10.21659/rupkatha.v12n5.rioc1s21n2

Information
PDF
2145 times PDF : 641 times