KEREMANGAN SEBUAH KEDAI TEH: RASA DAN TEMPAT

Ega Dyas Nindita
Universitas Gunadarma
Indonesia

Abstract

Terkadang karya arsitektur Jawa memiliki sudut yang remang-remang. Keremangan tersebut  kerap memberikan kesan yang wingit. Remang dan wingit adalah sebuah kualitas spasial yang bisa dijelaskan melalui estetika. Studi kasus dalam tulisan ini adalah kedai teh dengan nuansa Jawa. Kedai teh ini mempunyai ruang yang sederhana, hangat, dan wingit.  Untuk melihat lebih lagi ke dalam, dibutuhkan pemahaman mengenai sistem pengetahuan Jawa seperti kejawen dan rasa. Rasa berhubungan dengan kualitas teologis dan monistis yang rumit dan membentuk persepsi mengenai estetika. Metode yang digunakan adalah fenomenologi, penulis menggunakan aspek inderawi sebagai alat untuk mencerap interior kedai dan menafsirkannya dalam kerangka estetika Jawa.  Ternyata keremangan ini berkorelasi dengan mistisisme Jawa, rasa (roso). Rasa adalah hal yang sangat penting bagi orang Jawa, untuk mengukur kehalusan budi dan hati, dan menjadi pengetahuan kehidupan.

 

Keywords
Estetika; Jawa; Keremangan; Rasa; Wingit
References

Geertz Clifford (1967). The Religion of Java. Unoted States of America: The University of Chicago Press.

Merleau-Ponty, M. (2002), Phenomenology of Perception, Routledge, Hoboken.

Omah Library (2020). Kuliah yang diadakan oleh Omah library berjudul Filosofi: Semesta Nusantara, Altrerosje Asri, 5 September 2020.

Prijotomo, Josef dkk (2009). Ruang di Arsitektur Jawa Sebuah Wacana. Surabaya: Wastu Lanas Grafika.

Prijotomo, Josef dan Galih Widjil Pangarsa (2010), Rong: Wacana Ruang Arsitektur Jawa diunduh dari : https://issuu.com/galihwpangarsa/docs/rong_wacana_ruang_arsitektur_jawa

Santosa, Revianto Budi (2000), Omah; Membaca Makna Rumah Jawa, CV. Adipura, Yogyakarta.

Schulz, Christian Norberg (1979), Genius Loci Towards a Phenomenology of Architecture, Rizzoli, New York.

Sulastuti, Katarina Indah (2006). Konsep Rasa Dalam Kehidupan Masyarakat Jawa, Jurnal Ilmu Dan Seni STSI Surakarta, Vol 10. No 1.

Walton, Susan Pratt (2007). Aesthetics and Spiritual Correlations in Javanese Gamelan Music The Journal of Aesthetics and Art Criticism , Winter, 2007, Vol. 65, No. 1, Special Issue: Global Theories of the Arts and Aesthetics (Winter, 2007), pp. 31-41

Weiss, Sarah. (1996). Rules Or Rasa: Aesthetics and Gender In The Performance of Central Javenese Wayang. About Performance: Performance East/West 1996 Centre for Performance Studies, University of Sydney.

Weiss, Sarah. (2003). Kothong Nanging Kebak, Empty yet Full: Some Thoughts on Embodiment and aesthetics in Javanese Performance. Asian Music: Spring 2003. Volume XXXIV, number 2.

Weiss, Sarah. (2008). Gender and Gender Redux: Rethinking Binaries and the Aesthetics of Old-Style Javanese Wayang. Women and Music: A Journal of Gender and Culture, Volume 12, 2008, pp.22-39

Widayat Rahmanu dan Anung B Studyanto (2018). Wangun Visual Concept In Pawukon Figures and Interior Design Context. MUDRA Journal of Art and Culture Vol. 33, No. 3, September 2018

Program Studi Desain Interior

Information
PDF
233 times PDF : 221 times
Article Tools



Email the author (##plugins.block.readingTools.loginRequired##)